Tanggal 26 Desember 2017.
Akhir tahun 2017 lalu, aku dapat kesempatan berlibur ke negeri Kanguru, Australia. Tujuan utama keliling hampir 20 hari itu, adalah mau keliling Tasmania. Entah kenapa, akhir tahun 2017 kemaren, liburannya ingin yang sepi, jauh dari keramaian yang hingar- bingar, termasuk, tidak ingin menikmati pesta pergantian tahun yang super meriah itu, setelah akhir tahun 2016 lalu, sempat desak- desakan dengan ribuan orang Taiwan di Taipe dibawah gedung 101.
Jadilah, tanggal 27 Desember 2017, aku terbang ke Melbourne, kota terdekat dengan Tasmania dengan menumpang Emirates. Yups, sekilas tentang pesawat terbang, karena menumpang pesawat tipe A380 adalah wishlist aku, apalagi bisa menikmati kelas bisnisnya menjadi bonus tersendiri dalam hidupku. Terima kasih Tuhan.
Pesawat mendarat dengan sempurna pagi itu di Melbourne. Dengan cepat, melewati pihak imigrasi tanpa kendala. Seketika sudah berada diluar. Hermm... tarik nafas, untuk menyesuaikan dengan lingkungan baru. Cari simcard, biasa, dengan dalih biar bisa kerja, tapi, sebenarnya buat eksis doang. Hahahaha...
Dari bandara ke kota itu gampang sekali, tinggal antri Skybus saja dan bayar AUD 36 untuk return tickets. Kenapa? Karena, tanggal 31 Desember, aku akan kembali ke bandara ini untuk terbang ke Tasmania. Jika dihitung, memang lebih murah kalau beli return.
Kalau tidak salah ingat, sekitar 45 menitan perjalanan hari itu dari bandara ke kota. Bus berhenti di terminal bus yang terkoneksi dengan jalur kereta api. Oh ya, harusnya di Australia itu sedang musim panas, tapi, waktu itu, aku merasakan, seperti sedang berada di musim dingin. Angin berhembus dingin dan lumayan menggigil. Keseringan, lebih banyak hujan dari pada, ada mataharinya.
Suasana Melbourne. |
Europa Melbourne Hostel, letaknya cukup strategis, dekat dengan pusat kota, tidak perlu naik bus kemana- mana, Cukup jalan kaki saja. Hahahaha... itu buat aku kali ya. Entahlah kalau buat kamu.. Ada teman yang pinjamin kartu transportasi umum disana, aku tidak pakai. Intinya, di Melbourne, setiap hari , aku jalan kaki, kemana saja. Karena itu, aku tidak punya pengalaman naik transportasi umum di Melbourne.
Melbourne city.. |
Sudah menjadi rahasia umum, kalau Australia itu biaya hidupnya mahal banget. Aku setuju. Aku sempat beli 1 botol air minum ukuran 1 liter, aku bayar 8 AUD, itu minimart dekat hostel. Kali itu, menjadi kali pertama dan terakhir aku menginjakan kakiku disana. Selebihnya, walaupun lebih jauh, harganya lebih murah, ya, tenteng loh...
Melbourne, yang selalu hujan ketika itu... |
Aku seharian, sudah bisa keliling Melbourne ( sisi ramainya ) dari ujung ke ujung, ya.. pakai jalan kaki. Sedangkan sisi lainnya, arah agak keluar, sepertinya tidak ada yang bisa dinikmati. Akhirnya, aku putuskan ambil paket daily tour ke Ballarat bayar AUD 60 per orang. Sudah termasuk bus dan tiket masuk tempat wisata, tapi tidak termasuk paket makan siang ya. Menurutku, ada baiknya beli paket tour ke agent travel punya orang Chinesse, harganya lebih murah, selisihnya jauh. Ambilah paket tour berbahasa Mandarin, kalau ambil paket tour berbahasa Inggris, harganya mahal. Karena, sesampainya disana, juga sudah pencar.
Entahlah, musim panas yang dingin banget, nyatanya, lebih banyak hujan. Hari itu, pagi- pagi sudah bangun. Langsung menuju TKP, tempat berkumpul sesuai dengan petunjuk dari paket tour yang aku beli sebelumnya. Tidak heran, semua peserta adalah orang Cina. Hahahah... Berisik. Bus berangkat tepat waktu. Supir bus merangkap menjadi tour guide. Kekurangannya kalau beli paket tour berbahasa mandarin, ya bahasanya saja...
Perjalanan cukup lama. Lupa berapa lama. Setibanya di Ballarat, hujan deras. Untungnya, perhentiaan pertama adalah indoor. Yups, terhindar dari hujan. Disini sih, semacam museum gitu. Yang seru adalah ketika outdoor-nya. Bisa menikmati Melbourne masa lampau, sekalian melihat dari dekat sejarah tambang emas Ballarat dahulu kala.
Ballarat. |
Selain itu, aku sempat ikut pertunjukkan, cara membuat emas dan ikut tour masuk ke dalam tambang emasnya. Di awal, kita sudah dibagi group-nya dan sudah dikasih tahu waktunya. Turunnya pakai kereta, susah sih jelasinnya. Semacam, kereta angkut batu- bara, seperti yang sering lihat di film- film gitu. Sekitar 30 menitan, kita dibawa keliling dibawah tanah ( entah berapa kedalamannya, lupa juga). Terasa banget sih, supply oksigen yang agak berkurang.
Sebenarnya, ada satu lagi yang bisa dicoba, cari emas di lumpurnya gitu. Aku tidak coba, pas kesananya hujan, jadi malas. Banyakan sih family gitu yang coba.
Bersiap turun ke bawah tanah... |
Mencari emas, tidak tahu, emas benaran apa bukan? |
Aku hanya 4 hari di Melbourne. Hari pertama sampai, sudah hampir tengah hari baru sampai di hostel. Belum lagi, waktunya checked in, jam sore, kudu tunggu. Ya. hari pertama, seakan tidak ngapa- ngapain. Hari kedua, keliling Melbourne, yang kebanyakan hujan. Jadinya, kebanyakan duduk dan berteduh. Hari ketiga, ikut daily trip ke Ballarat. Hari keempat, pagi- pagi sudah ke airport untuk terbang ke Launceston, Tasmania.
1 AUD = Rp 10.350,-
1 AUD = Rp 10.350,-
With Love,
@ranselahok
---Semoga semua mahluk hidup berbahagia---
Mana Tasmanianya kokoh???? Dah ditunggu tunggu
ReplyDeletesedih deh... hahahahaa...
DeleteLain kali datang pas winter ke mt buller, seru! tahun lalu jalan jalan pakai jasa tour dari temanaustralia karena bawa anak-anak. boleh banget buat temen-temen yang udah berkeluarga bisa pakai jasa mereka bisa cek ig nya dan website mereka www.temanaustralia.com
ReplyDelete