Tanggal 19 Agustus 2017.
Okey, sorry deh para pencinta drama Korea. Tapi, begitulah
memang adanya. Korea Selatan itu bukan aku banget. Terutama Seoul, menurutku,
ya, sesuai dengan pendapat dan pengalamanku loh ya, Seoul itu tidak ada apa-
apanya. Tidak ada asik- asiknya.
Pagi itu, jam 10.30, aku sudah tiba di Incheon International
Airport setelah menempuh perjalanan 5 jam penuh dari DMK, Bangkok. Sedikit
oleng sih, terbang dini hari dari Bangkok, terus selisih 2 jam lebih cepat ,
ngantok dan capek. Tunggu bagasi keluar hampir 1 jam.
Aku beli simcard, pakai operator KT. Selain jual simcard,
mereka juga ada rental wifi dan rental handphone. Silahkan pilih sendiri saja
paket yang sesuai dengan kebutuhan sendiri. Aku sendiri bayar 38.500 Won untuk
jaringan internet unlimited 10 hari, tidak bisa telepon dan sms ya.
Selama di Korea Selatan, aku pakai T- Money untuk bayar
membayar, ya untuk naik subway, bus, kadang belanja di Sevel, G25 dan lainnya.
Beli kartu harganya 4.000 Won, tidak bisa pilih design kartunya, karena waktu
itu hanya ada 1 pilihan. Itu hanya harga beli kartu ya, selebihnya top-up
sendiri sesuai maunya kamu.
Aku 3 hari di Seoul. Dan 3 hari itu bete banget. Di Seoul,
aku bahkan tidak tahu mau ngapain. Ya, maksudnya, tidak excited gitu. Hari
pertama saja, aku pakai buat tidur seharian didalam kamar hostel. Padahal ya,
biasanya, kalau begitu sampai, apalagi baru pertama lagi, sudah heboh, tidak
boleh check in-pun, nitip tas, terus langsung kelayapan. Ini tidak…
Myeongdong. |
Tidur juga sudah bosan, keluar cari makan di Myeongdong.
Katanya paling hits. Ya aku kesana. Ramai, ramai banget, penuh dengan turis.
Buat shopping dan belanja- belanja sih okelah, apalagi yang belanja make-up,
katanya murah. Lah aku? Bingung… Keliling tidak jelas, cuma sempat makan
dumpling goreng. Atau mungkin, bukan tidak cocok dihati, tapi tidak cocok
dikantong. Hahahahah…
Sejurus kemudian, aku
pilih pulang saja ke hostel. Mandi dan tidur. Keesokan harinya, bangun pagi,
buset… hujan dan bertahan lama. Jadi mager dong. Masak tidur seharian lagi di hostel
tanpa apa- apain? Dengan modal payung seadanya, akupun melangkah keluar.
Tujuan pertama ke Changdeokgung Palace.
Karena aku dari Hongik University Station, aku naik subway
terus pindah jalur di Gongdeak, kemudian ambil jalur yang ke Jongno 3- ga.
Exit-nya baca keterangan yang ada saja, mau ke Changdeokgung Palace. Aku tidak
tahu, dari sana, bisa sambung naik bus nomor berapa? Karena aku jalan kaki,
lumayan jauh sih. Butuh sekitar 30 menit.
Changdeokgung Palace. |
Bayar tiket masuk 3.000 Won. Aku tidak begitu lama didalam,
sekitar 2 jam saja aku keliling. Komplek istana itu memang luas sekali. Dalam
kondisi masih hujan dan berpayungan, aku tidak terlalu menikmati. Bahkan,
sebagain waktu, aku pakai buat duduk santai disalah satu sudut bangunan istana.
Buckhon Hanok Village. |
Setelah dari Changdeokgung, aku ke Buckhon Hanok Village.
Dekat- dekatan kok. Aku jalan kaki sekitar 20 menit. Hujan semakin deras, lapar
tidak bisa dimaklumi lagi, aku mampir makan disalah satu toko Korean, makan
semangkok Udon dan 1 avocado roll bayar 7.000 Won. Tempatnya masih asli rumah
tradisional Korea Selatan. Di Buckhon Hanok Village, banyak turis yang pakai baju tradisional Korea
Selatan sembari keliling. Sudah pasti, menjadi tempat foto- foto.
National Folk Museum Of Korea. |
Dari sini, jalan kaki pindah ke National Folk Museum Of
Korea. Tidak ada entry fee. Kebanyakan orang ke sini buat foto – foto saja. Masih
satu komplek, aku langsung ke Gyeongbokgung Palace. Karena aku masuknya dari
pintu belakang ( mungkin.. intinya bukan pintu utama ), perasaan , kok sepi
banget. Setelah keliling pas ke gedung utama Istana, baru kelihatan ramainya
pengunjung, walaupun hujan masih mengguyur dengan kadar seadanya. Biaya masuk
3.000 Won.
Gyeongbokgung Palace. |
Puas keliling kompleknya sekitar 2 jam-an juga, aku jalan
kaki lagi ke Insadong. Sudah hampir jam 5 sore. Buset.. masih hujan. Lumayan
jauh, hanya bermodalkan google maps. Di Insadong, banyak café yang berjejer
dikanan- kiri jalan. Termasuk toko-toko yang jual souvenir dan make- up gitu
juga. Buat kamu yang suka belanja, mungkin Insadong cocok buat kamu.
Insadong street. |
Belum puas hati jalan kaki hari itu, aku terus berjalan
sampai ke Cheonggyecheon Stream. Tidak tahu berapa lama aku jalan malam itu.
Tahunya, jauh saja. Sempat makan malam di pasar malam salah satu gang gitu,
ramai.. isinya Korean semua. Aku makan 1 pancake Korea, yang terbuat dari
kacang kedelai dicampur sama tauge, terus digoreng. Satu potong itu aku bayar
4.000 Won.
Selesai makan, aku bergegas menuju Cheonggecheon Stream.
Tahu apa yang aku dapatkan? Sepi dan tidak ada orang. Wong hujan… Halah… sudah
jalan jauh- jauh… hahahha… Tidak ada pilihan lain, ya pulang.
Cheonggecheon Stream. |
Hari ketiga, bangun lebih pagi. Cuaca mendung tapi tidak
hujan. Hari ini, dari Hongik University Station, transit di Yongsan Station.
Dari Yongsan Station, aku bayar tiket 5.200 Won lagi untuk menuju Gapyeong
Station supaya bisa sampai di Nami Island. Sesampai di Gapyeong, ada 3
alternatif, bisa pilih naik taxi, biar cepat, paling 15 menit sudah sampai di
dermaga penyebarangan. Bus umum atau shuttle bus. Aku sendiri tidak coba naik
bus umum, jadi tidak tahu apa kelebihannya. Asumsiku sih, bayar sesuai dengan
rute tujuan kamu.
Sedangkan shuttle bus itu sekali naik bayar 6.000 Won tapi
berlaku 1 hari dan berlaku dihari itu saja. Naik shuttle bus, kamu boleh naik
dan turun dimana saja sesuai dengan tempat wisata yang ingin kamu datangi.
Bayarnya langsung sama Bapak Supir, dikasih tiket dan ada tanggalnya. Tiketnya
jangan sampai hilang. Setiap kali kamu mau naik bus lagi, wajib tunjukkan
tiketnya lagi.
Set Movie " Winter Sonata " |
Repotnya, shuttle bus ini lama sekali peredarannya. Butuh
kesabaran buat menunggu datangnya bus. Nah, ada baiknya, kamu catat jam
kedatangan bus di halte, jadi kamu sesuaikan waktu bermain kamu dengan jadwal
bus.
Aku hanya main ke Nami Island saja. Sebenarnya, kata Oma
yang ada di Tourist Information, jika hanya mau ke satu tempat saja, lebih
hemat naik taxi. Apalagi kamu rama- ramai. Karena, awalnya aku juga berpikir
mau ke Petite France. Aku berubah pikiran setelah kelar dari Nami Island.
Spot Ramai para turis buat foto- foto. |
Tiket naik ferry nyebrang ke Nami Island 8.000 Won ( pp ).
Di Nami Island, yang lainnya sibuk foto memoto, aku sibuk duduk menepi
sendirian ditepi pulau. Oh ya, sudah banyak yang review tentang Nami Island,
rasanya sudah tidak perlu lagi, aku menambah review yang menurutku juga sama
saja. Apalagi aku, lebih banyak duduk. Paling, ikutan berfoto dibeberapa spot
tempat syutingnya “Winter Sonata”. Selebihnya, bengong doang.
Aku keliling 1 pulau itu sekitar 2 jam- an dengan langkah
yang santai. Ditengah bersantai ria, hujan datang menghampiri beberapa kali.
Hingga akhirnya memaksa aku pulang ke Seoul saja.
Set Movie " Winter Sonata - ist kiss " |
Dari Gapyeong station, aku langsung ke Express Terminal
Station. Maksud hati sih ingin nonton Banpo Bridge Rainbow Fountain. Itulah,
permainan air dan lampu di jembatan Banpo. Nyatanya, permainan lampu Banpo
Bridge hari itu ditiadakan dengan alasan cuaca. Padahal ya, kan cerah. Karena
sudah ada disana, tinggal nyebrang, ada mall seadanya dengan bangunan modern
gitu. Bisalah buat foto- foto disana.
Banpo Bridge. |
3 hari di Seoul, aku rasakan sih, sistem transportasi memang
bagus. Hanya saja, bagian informasi yang bertugas di station subway, kurang.
Adapun, itu yang bertugas, sudah berusia lanjut, komunikasi jadi tidak lancar.
Bagiku, rute transportasi bawah tanah Jepang jauh lebih ribet dibandingkan
Seoul, tapi entah kenapa, Seoul lebih membingungkan.
Dan sesuai pengalamanku, buat kamu yang belum ke Jepang, ada
baiknya, dahulukan mengunjungi Korea Selatan terlebih dulu deh, kalau memang
kamu punya rencana ke Korea Selatan juga. Kenapa? Karena setelah kamu ke
Jepang, baru ke Korea Selatan, mungkin, kamu akan seperti aku, bete dan merasa
Korea Selatan itu membosankan, tidak ada apa – apanya. Entahlah, sampai sekarang, aku masih
pikir, apa yang aku dapatkan dari Seoul ? Walaupun, pada akhirnya, aku tetap berusaha menikmati trip ke Seoul dengan caraku sendiri.
Tapi, bisa saja kamu suka dan malah bisa bolak- balik ke Seoul. Masing- masing orang kan beda.
Tapi, bisa saja kamu suka dan malah bisa bolak- balik ke Seoul. Masing- masing orang kan beda.
Aku tukar 1 Won = Rp 12,3 -.
Untuk makan, bagi kantongku, Korea Selatan termasuk mahal. Keliling
jalan kaki, aman walaupun sudah larut malam dan melewati tempat yang rada gelap
dan sepi. Jalanannya bagus dan bersih. Udaranya juga okey. Tidak tahunya,
padahal menurut informasi harusnya lagi musim panas, tapi aku rasakan sejuk.
Beruntungnya, google maps tidak error. Aku hanya andalkan
google maps sih. Hahaha..
With Love,
@ranselahok
---Semoga semua mahluk hidup berbahagia---
Wah keren
ReplyDelete< a href ="https://cvtugu.com" > rental mobil< /a>