Tanggal 23 Agustus 2017.
Yang paling menyenangkan buat aku sejauh trip ke Korea
Selatan adalah bermalas- malasan di Gangneung, 1 jam perjalanan dari Sokcho.
Entah kenapa, aku suka saja. Pesisir pantai, jauh dari keramaian, tidak ada
turis, susah berkomunkasi karena Korean semua dan sudah berusia lanjut, tenang,
sepi, ada deburan ombak, ada pasir, walaupun bukan pantai favorit, bahkan
terkesan biasa saja.
Kemaren, 1 bus cuma 3 penumpang. Tiket bus dari Sokcho ke
Gangneung bayar 6.300 Won. Naiknya dari Sokcho Intercity Bus Terminal dan
diturunkan di Gangneung Intercity Bus Terminal. Tempat aku bermalas- malasan
itu butuh naik bus lagi sekitar 30 menit deh, aku naik bus no.207 dan turun
didepan Universitas apa gitu, tidak tahu namanya. Dari sana, aku jalan kaki
lagi sekitar 20 menitan. Jauh sih tidak ya, bah, bopong 2 tas, depan belakang,
terasa juga sih. Hampir 20 kg.
Serunya ya itu, susah berkomunikasi, akhirnya Google Voice
menjadi penengah. Dimulai dari mau checked in. Lah, aku kan booked via agoda di
Myunganae Guesthouse, sampai didepan guesthouse, berantakan gitu. Sedang
dibongkar, semacam sedang direnovasi gitu. Bah, macam mana ini?
Terus susah mengerti apa maksudnya mereka lagi. Mereka Oma
dan Opa gitu… Dan setelah melalui percakapan yang cukup alot, aku mengerti, aku
dipindahkan ke gedung lain, yang entah siapa pemiliknya. Karena yang itu memang
sedang direnovasi. Bukan bangkrut…
Dipindahkan ke Bona Café atau apalah itu namanya, okey
banget. Tidak ada lift, aku kebagian dilantai 4, kebayang dong, sudah jalan 20
menitan, kudu naik tangga ke lantai 4 pakai bopong 20 kg barang bawaan lagi.
Benar, hari yang lelah, sedari pagi, sempat sampai dipuncak Mt.Soeraksan, bisa baca disini.
Gedungnya masih baru. Kamarnya juga terasa masih bagus dan
baru. Dorm male itu bisa untuk 20 orang. Yupss, 20 orang. Hebat… tapi tidak
sempit loh. Ranjangnya lumayan. Ber- AC, free wifi, hot shower, toilet
terpisah. Ada loker buat kamu. Dapat sarapan pagi sekedarnya. Dan yang paling
keren, ada jendelanya, langsung lihat pantai tanpa harus beranjak dari tempat
tidur kamu. Argggg… aku betah… Aku bayar Rp 187.500 per malam.
Kalaupun kamu mau ke pantai, tinggal melangkah sahaja, tidak
sampai 5 menit sudah dibibir pantai. Oma-nya baik dan berusaha berkomunikasi,
walaupun ya itu, akhirnya Google Voice yang menengahi.
Setelah taruh tas, langsung ke pantai Gangmun. Tidak begitu
ramai. Bahkan terkesan sepi. Aku memilih ke ujung dermaga, sudah sepi, malah
menjauh tambah sepi ya.. hahaha… Ya itu, aku sudah bilang, bukan tipe pantai
yang wah dan favorit-lah. Jangan pernah dibayangkan, pantai- pantai kece yang
pernah kamu datangi di Indonesia.
Buatku, aku suka. Suka karena suasananya. Suka karena
lingkungannya. Suka karena daerahnya. Aku tidak tahu, apakah ada turis yang
sudah pernah kesana atau belum ? Saat beli cemilan di semacam kedai gitu,
Oma-nya shocked gitu. Lupakan ini, tidak penting. Yang berkunjung ke sini, waktu aku disana, ya Korean dari daerah lain.
Gangmun Beach. |
Ke Korea Selatan, hanya untuk bermalas- malasan didaerahnya?
Tidak salah? Tidak dong. Kalau buat kamu yang doyan ketenangan dan eksplor
daerah pinggiran di Korea Selatan, Sokcho dan Gangneung bisa kamu masukin ke
dalam list kamu deh. Nah, kalau kamu tipikal yang lebih suka keramaian, tempat
wisata mainstream, belanja dan sebagainya, jangan pernah ke sini deh. Kamu
bakalan bosan dan bete. Liburan kamu bisa berantakan.
Aku, menurutku, ya itu, liburan bukan tempatnya, tapi
tentang prosesnya, tentang bagaimana kamu menjalani prosesnya, bagaimana kamu
menikmati proses itu, bagaimana kamu menikmati liburan itu sendiri. Ya bebas
saja. Karena setiap orang punya caranya, punya gaya, punya kesukaan tersendiri,
pandangan dan ketertarikan yang berbeda satu dengan yang lain.
Gangmun Beach. |
Aku menemukan jiwa traveling-ku ketika berada di Gangneung.
Padahal, aku sudah mengumpat, aku bahkan mengadu ke beberapa teman saat baru 2
hari di Korea Selatan, buset.. bosan banget, bukan aku banget. Sampai sempat
berpikir, apakah meneruskan trip ini atau mengakhirinya saja?
Karena ini dipesisir pantai, makanan yang dijual kebanyakan
seafood. Dipinggiran pantai banyak restoran. Dan aku yakin kok, itu tamu
restorannya adalah mereka yang dari kota Gangneung, setelah pulang kerja,
ramai- ramai cari makan ke pantainya. Aku coba? Tidak dong.. Mahal….
Dari pantai Gangmun ke pantai Gyeongpo ada sebuah jembatan
yang menghubungkan keduanya. Khusus untuk pejalan kaki ya. Nah kalau malam,
jembatan itu ramai, dihiasi lampu warna. Ada live music seadanya dari semacam
pengamen lokal gitu. Asik- asik kok. Pada santai menikmati malam yang ada.
Suasana malam hari. |
Ke pantai buat Korean, ternyata bukan saat ada matahari
doang. Ketika bulan menggantikan peran matahari, mereka juga ke pantai untuk bersantai,
pacaran dan semacamnya ya.. Erhhmm semacamnya disini, asumsikan sendiri…hahaha…
aku sih berasumsi, mereka bersantailah dengan teman, yang datang bareng jauh
dari kota, melepas penat seharian kerja. Main kembang api dan nyanyi- nyanyi
gitu. Seru-lah.
Aku? Hanya jadi pengamat. Hahahah.. tidak ada yang bisa
diajak berkomunikasi. Aku hanya diam bego. Diam merenung. Diam menikmati hidup.
Diam menikmati yang sedang aku dapatkan. Diam bersyukur. Diam bersantai untuk
hidup yang begitu indah.
With Love,
@ranselahok
---Semoga semua mahluk hidup berbahagia---
0 komentar :
Post a Comment