Tanggal 22 Agustus 2017.
Aku baru mulai merasakan esensi trip aku ke Korea Selatan
adalah setelah menginjakkan kaki di Sokcho. Rencananya sih, dari Seoul itu aku
mau terbang ke Jeju. Banyak baca, katanya di Jeju agak repot soal publik transportasinya
untuk solo traveling. Kabarnya sih begitu, aku juga tidak tahu pasti, karena
aku sendiri tidak sampai disana.
Abai Village. |
Niat ke Jeju diurungkan. Ngubek rute bus antar kota dari
Seoul ke Busan itu lewat mana saja? Dapatlah nama- nama berikut ini: Sokcho, Gangneung,
Pohang, Gyeongju baru berakhir di Busan. Berhubung waktu yang terbatas, aku
tidak mungkin datangi semuanya. Terlebih lagi, aku tidak tahu, apa yang
ditawarkan dari kota- kota tersebut.
Mencoba mencari tahu, banyak yang kasih review kalau Sokcho
dan Gyeongju itu bagus. Ya, aku terima aja. Keputusannya, setelah checked out
dari Kimchee Guesthouse, aku berangkat ke Gangbyeon Station dari Hongik Univ.
Station. Exit 4 cari East Seoul Intercity Bus Terminal. Nah, dari situ, aku
beli tiket bus ke Sokcho.
Terminal Bus Station. |
Info deh buat kamu yang mau ke Sokcho juga, jadi pastikan
kamu di Sokcho mau turun di terminal apa, baru tentukan kamu naik bus dari
terminal apa dari Seoul. Ada bagusnya, pilih dulu kamu mau nginap dimana
Sokcho. Carilah penginapan yang dekat dengan terminal bus.
Loket beli tiket. |
Ada 2 terminal bus di Sokcho yakni di Sokcho Intercity Bus Terminal, nah kamu naik bus-nya dari
Eastern Seoul Intercity Bus Terminal atau Dong Seoul Terminal. Sedangkan, kalau
kamu mau turun di Sokcho Express Bus Terminal, kamu harus naik dari Seoul
Express Bus Terminal atau Gangnam Terminal.
Terminalnya ramai banget. Tinggal ke loket, terus sebut kamu
mau ke kota apa. Bayar, langsung dikasih tiket. Mereka juga terima pembayaran
pakai kartu kredit. Aku bayar 13.300 Won untuk selembar tiket ke Sokcho.
Disini, kamu wajib perhatikan jam keberangkatan sesuai dengan yang tertera
ditiket. BUS-NYA ONTIME pakai banget.
Pintu bus baru dibuka 5 menit sebelum waktu keberangkatan.
Jadi, sebelum jamnya, semua penumpang sudah antri didepan pintu. Aku perhatikan, ada bus yang waktu boarding 10 menit sebelum jadwal keberangkatan. Tapi, begitu waktu
sesuai dengan jam berangkat ditiket, bus langsung jalan.
Rest area. |
Bus menempuh perjalanan hampir 3 jam untuk bisa sampai di
Sokcho. Busnya bagus, lega dan nyaman. Bus berhenti sekali di rest area. Selama
perjalanan, pemandangan alam yang didapatkan. Walaupun beberapa kali, bus harus
keluar masuk terowongan.
Pemandangan diperjalanan. |
Aku sengaja turun di Sokcho Intercity Bus Terminal, karena
hostel, tempat aku bermalam, hanya butuh jalan kaki 5 menit saja. Dekat sekali.
Tidak susah cari lagi. Belok kiri dari terminal bus, jalan terus sampai
persimpangan lampu merah, nyebrang, sampai deh.
Cuaca hari itu sih bagus. Setelah checked in di Hostel
Mr.Egg, aku langsung ngubek- ngubek Sokcho yang sepi, jauh dari keramaian,
Sokcho yang tenang. Mengandalkan kedua kaki-ku, terus melangkah, sampailah
di tepi pantai, yang katanya tempat syuting “ Autumn In My Heart “.
Rodeo Street. |
Sebelumnya, aku sih lewati Rodeo Street, terus lewati Fisher
Market. Ya, aku cuma lewatin saja. Nah, kalau disini, ramai turis, tapi tidak
serami di Seoul. Kemudian nyebrang ke Abai Village pakai getek-nya Sokcho.
Bayar 200 Won per sekali jalan. Getek ini menggunakan tenaga manusia, talinya
ditarik dengan besi.
Market.. Cari makan paling gampang disini. |
Sekilas tentang Abai Village, katanya sih, banyak pelarian
orang Korea Utara yang menetap disini. Kalau mau tahu lebih lengkap, kamu bisa
google. Abai Village juga menawarkan sejumlah restoran yang menyajikan hidangan
laut sebagai andalan mereka.
Oh ya, sebenarnya, Autumn In My Heart itu syutingnya di Abai
Village juga, atau hanya di pantai itu saja. Aku kurang tahu pasti. Buat kamu pecinta drama Korea harusnya lebih tahu. Untuk pantainya, okey untuk bersantai. Buatku, bukan tipe pantai dengan luar biasa indahnya.
Tapi, buat aku, ini sih cukuplah, buat menikmati ketenangan.
Tidak ada turis asing sih, waktu itu. Yang ada sih Korean, dan tidak ramai.
Mungkin bukan musimnya buat ke pantai. Masa bodoh saja. Yang aku lakukan, ya
duduk sendirian dan membisu, tidak mengeluarkan sepatah katapun. Lah iyalah,
mau ngobrol sama siapa?
Pantai... |
Ada 2 jam kali, aku duduk bengong tidak ngapa- ngapain.
Entah, suka saja. Kesepian. Ketenangan. Suara ombak yang tidak terlalu berisik.
Suara main beberapa anak kecil yang berlarian. Melihat dari jauh, cewek – cewek
Korea lagi pose buat foto. Baperan juga-lah, lihat orang pacaran. Tetap saja,
bengong dan menikmati. Walaupun, sekali lagi, itu bukan pantai yang super keren dengan warna
pantainya yang luar biasa kece. Jauh dari itu.
Patung pemain " Autumn In My Heart" |
Cukup pejamkan mata. Begitulah, kala itu, aku menikmati
liburanku di Sokcho sore itu. Sederhana. Terkesan biasa menghabiskan waktu
dengan sia- sia, mungkin bagi sebagian orang. Buatku, ini nikmat banget. Inilah
liburan. Inilah traveling. Bukan tentang kemana dan ngapainnya, esensinya
adalah bagaimana kamu menikmati liburan versi kamu sendiri.
Sebelum pulang ke hostel karena sudah mulai gelap. Aku
mampir ke jembatan untuk melihat Abai Village dari sudut pandang diatas.
Setelahnya, ya nyebrang lagi pakai getek Sokcho. Melihat keramaian orang yang
sedang antri, jadi penasaran, ikutan antri, erhmm.. kue goreng isi kacang,
semacam favorit banget di Korea, atau khususnya di Sokcho. Ya, wajib makanlah.
Sepotong 1.200 Won, antrinya bisa 30 menit.
Entahlah, bagiku, Sokcho itu menyenangkan sekali. Udaranya bersih, buat jalan kaki santai seru saja. Walaupun hanya 1 malam saja di sana. Tetap saja, asik.
Kemudian jalan pulang , tiba di hostel, mandi, mulai mencari
informasi, keesokan harinya, mau ngapain? Mendaki gunung Soeraksan...
With Love,
@ranselahok
---Semoga Semua Mahluk Hidup Berbahagia---
Halo...salam kenal. Boleh sy minta no wa nya?
ReplyDelete