Tanggal 24 Agustus 2017.
Berharap pagi itu bangun dapat
golden sunrise dari belakang hostel. Secara, tempat aku bermalam, itu berada
dipesisir pantai Gangneung sebelah Timur. Nyatanya, pagi itu mendung, matahari bersembunyi dibalik awan. Aku kembali
tarik selimut, tidur lagi.
Sekitar jam 10 pagi, setelah puas
bermalas- malasan, akupun bersiap. Hari itu, aku ke Anmok Beach. Tips buat kamu
deh sesuai dengan pengalamanku. Aku kan tinggal dipesisir pantai, ternyata itu
bus keluar masuk ke daerah itu sedikit sekali. Ada jam-nya. Apalagi, aku, tidak
berniat ke Gangneung city, aku hanya ingin sampai di kota terus pindah bus ke pantai Anmok. Jadinya, lebih parah
lagi. Setelah dihitung, 2 jam lebih aku baru bisa sampai. Harusnya, begitu
tiba, aku cek jadwal bus dulu di halte.
Di halte, aku kudu tunggu bus
yang ke kota sekitar 1 jam-an, perjalanannya sendiri 20 menit-an lah, bukan
turun di terminal bus, aku turun disalah satu halte buat nyambung ke pantai
sesuai petunjuk Google. Begitu turun, dengan begonya aku tunggu bus datang. Ada
10 menit kali, aku baru sadar. Bus yang aku tunggu, tidak bakalan muncul sampai
sore jam 5- an, karena jadwalnya cuma 2 kali, satu kali dipagi hari, sisanya sore.
Sadar kebegoanku, reload lagi di-google. Diminta om jalan kaki sekitar 10 menit ke halte lain, tunggu disana,
ada bus yang akan bawa aku ke pantai yang aku maksud. Kali ini, langsung cek,
benar saja, tapi kudu tunggu 30 menit-an. Akhirnya, bus datang dan aku sampai di
pantai Anmok setelah drama kebegoaanku sendiri.
Anmok Beach.
Pantainya okey-lah. Tapi sekali
lagi, pantai yang ada di Gangneung ini bukan termasuk pantai favorit seperti yang sering didatangi di pantai- pantai yang ada di Indonesia. Isinya Korean semua. Aku tidak tahu, hari itu hari apa, maksudku ada
hari special apa? Siang gitu, lumayan ramai sih.
Korean, mereka sibuk foto- foto
gitu. Main air, main pasir, ngobrol dengan sesama. Bersantai dan menikmati
hidup. Walau kek gitu, pantainya bersih dari sampah. Tidak berisik. Tidak ada
yang jualan. Tidak ada yang nawarin pijat. Tidak ada yang teriak. Tidak ada
yang berbikini. Serius… mereka ke pantai itu dengan kostum kece- kece. Mungkin,
bukan musimnya ke pantai buat berjemur kali ya.
Hari itu, matahari malu- malu.
Hari itu mendung. Dan aku sendiri, tidak bersantai di pantai seperti biasanya.
Aku memilih Starbucks, letaknya dekat pantai, terus pemandangannya langsung ke
pantai. Ya, aku menikmati hari itu. Walaupun, hujan mengguyur pantai cukup
lama.
Jeongdongjin Beach.
Ketika hujan mulai reda, aku ke
Jeongdongjin Beach. Sudah jam 5 sore, rasanya tidak mungkin naik bus deh. Repot
banget. Karena dari Anmok Beach kudu ke kota lagi, ke halte yang punya bus
sambungan ke Jeongdongjin Beach. Belum lagi, entah jadwalnya ada apa tidak.
Dengan terpaksa, keluar sejumlah Won yang seharusnya bisa dipakai buat beli
tiket ke Busan besoknya. Hadeh, harus bayar taxi ke sana, Won 26.900. Butuh 30
menit loh. Tapi, tetap saja mahal banget. Baru kali ini, aku naik taxi di Korea
Selatan.
Syukurlah, sesampainya di
Jeongdongjin Beach, hujan telah reda. Aku buru- buru ke pantainya. Disini yang buat beda, ada hotel yang
berbentuk kapal saja yang buat menarik. Hari itu tidak ada
sunset, walaupun hujan sudah reda, tapi langit masih mendung.
Rada sepi, ada beberapa Korean
yang sibuk main air di karang- karang. Ada satu keluarga kecil sedang santai,
anak- anaknya sedang main pasir. Keluarga lainnya, sibuk foto- foto. Itu doang.
Aku, karena sudah bayar mahal naik taxi kesini, ya sudah, aku minta tolong
Korean yang ada buat fotoin aku.
Setelah itu, bersantai sejenak
terus pulang. Ya, bukannya apa, hanya karena tidak mau bayar ongkos taxi lagi
ke kota. Kebayang gak sih, harus keluarkan sejumlah Won lagi. Buru- buru ke
halte, hati lega, ketika cek, akan ada bus yang lewat sekitar 30 menit. Atau
harus tunggu 2 jam lagi, yang mana itu adalah jam 8 malam. Tidak berani kemana-
mana sampai busnya datang dan aku-pun pulang.
Turun entah di halte apa gitu,
terus jalan kaki lagi 20 menit ke halte terdekat untuk bisa sampai di Gangneung
Intercity Bus Terminal biar bisa dapat bus buat pulang ke penginapan di pesisir
pantai Gangmun. Walaupun di kota kecil, halte busnya juga kece. Ada layar monitor yang menampilkan jadwal bus dan jadwal kedatangan bus.
Tahu, tidak akan dapat makanan di
Gangmun yang sesuai kantong, aku cari makan sejenak didalam terminal. Harganya
masih lebih bisa diterima. Semangkok Udon melengkapi hidupku hari itu. Hari
penuh makna, hari yang membuatku, bisa sampai di Korea Selatan.
Pulang ke pesisir pantai yang aku
maksud, tidak membuatku langsung pulang ke penginapan. Aku masih bersantai
menikmati sisa malam itu dengan duduk bengong dibibir pantai. Kemudian, ya
merenung, diam, dan hanya bisa merasakan dan mensyukuri hidup yang begitu
indah.
Live music dipesisir pantai Gangmun. |
Terima kasih Tuhan…
Aku tidak bisa kasih tahu nomor
bus-nya. Karena, itu tergantung dari halte mana kamu naik. Sedangkan ongkos
bus, sepertinya sekali naik itu 1.200 Won deh. Aku pakai T-Money, jadi tidak
terlalu perhatikan. Kalau kamu suka tempat yang sepi dan tenang, jauh dari keramaian turis dan ingin menikmati sesuatu yang beda, mungkin, Gangneung bisa cocok buat kamu, terutama nginap dipesisir pantainya. Aku sendiri 3 malam 4 hari di Gangneung.
Korean masih ngepantai dimalam hari. |
With Love,
@ranselahok
---Semoga Semua Mahluk Hidup
Berbahagia---
0 komentar :
Post a Comment