Tanggal 30 April 2017.
Aku sempat heboh menjelang keberangkatan ke Nepal akhir
April 2017 lalu. Okey, hanya karena masalah sederhana sahaja, tentang pasphoto
yang dipakai untuk buat visa on arrival. Segitu saja. Lucu. Bolak – balik cek
informasi yang tepat di om Google, terus japri beberapa teman yang sudah
mendarat disana duluan, tetap saja, informasinya berbeda- beda.
Penyambutan ... |
Dan, pada kenyataannya, VOA Nepal tidak seribet yang aku
bayangkan. Gampang banget. Aku yang sempat dibuat bingung karena ukuran
pasphoto yang diperlukan untuk apply visa tersebut, nyatanya, haduh… tidak
perlu sediakan pasphoto sama sekali. Baca di website resmi- nya, juga
mengisahkan ukuran yang berbeda dengan apa yang di-shared para travelers yang
sudah dahulu menjejakkan kaki disana.
Pada akhirnya, aku cetak tuh pasphoto semua ukuran deh. Dari
ukuran kecil sampai ukuran paling gede. Biar kalau diminta salah satu
ukurannya, aku ada. Nah, begitu mendarat di Tribhuvan International Airport, pintu masuk ke Nepal
melalui Kahtmandu, semua kekhawatiran itu sirna.
Hanya dalam hitungan menit saja, Visa On Arrival Nepal sudah
ada ditangan. Jadi ada pilihan mesin online buat apply visa. Tinggal isi semua
informasi yang dibutuhkan saja, scan paspor kamu, terus foto langsung di mesin,
selesai deh. Dapat buktinya, terus antri bayar di counter pembayaran.
Mesin online untuk apply vsia. |
Ada staff yang akan membantu kamu perihal apply visa online dimesin tersebut. Tentang pembayaran, kemaren aku bayar 25 USD. Aku bayar pakai uang
pas. Karena sempat dapat informasi, kalau harus bayar pakai uang pas, mereka
tidak sediakan kembalian. Hahahaha.. Ternyata, itu tidak benar. Aku lihat
beberapa travelers mendapatkan kembaliannya. Oh ya, selain bayar pakai USD,
kemaren itu, aku lihat beberapa orang bisa bayar pakai Ringgit dan SGD.
Counter pembayaran |
Setelah bayar, ya lanjutkan tahap terakhir. Antri untuk cap
paspor di imigrasi. Tanpa panjang lebar, jegrekkkk… paspor di-cap, kemudian
dikembalikan, terus kamu sudah sah masuk ke Nepal.
Money changer ada disebelah sudut kiri... |
Sekilas tentang airport-nya. Sederhana. Airport lama.
Bangunan lama. Tidak ada kesan canggih. Sepertinya, mereka belum adaptasi
perkembangan teknologi seperti negara – negara lain. Sebelum imigrasi, ada
money changer. Seingatku, ada free wifi deh. Tapi, sepertinya, aku tidak pakai, jadi
tidak ingat secara pasti.
Ambil bagasi.. |
Walaupun sederhana dan apa adanya itu airport, tapi banyak
sekali travelers dunia yang berlomba untuk mengunjungi Nepal. Terlebih lagi,
bagi mereka yang cinta alam semesta, mereka yang hobi mendaki gunung, HIMALAYA
booookkkk, mainannya Nepal. Selain itu, ya sudah pasti budaya dan kehidupan
mereka.
Counter simcard. |
Setelah pemeriksaan akhir untuk keluar dari bandara, kamu
akan melewati sejumlah money changer lagi. Buat kamu yang mau beli
simcard setempat, ada diluar sebelum pintu keluar. Nah, wajib kasih pasphoto juga, aku belinya di N-Cell. Aku beli yang 1 GB bayar 500 Nepal Rupee.
1 Nepal Rupee = Rp 135, -
Suasana ruang tunggu, ketika menunggu penerbangan ke Lhasa. |
Intinya, untuk apply visa Nepal itu gampang sekali. Tidak
perlu repot apply secara online, tidak perlu cetak pashoto seheboh aku, tinggal
datang, apply langsung di mesin yang disediakan saja.
With Love,
@ranselahok
---Semoga semua mahluk hidup berbahagia---
0 komentar :
Post a Comment