Tanggal 8 November 2016.
Setelah 3 hari berdiam diri di Kuala Lumpur untuk menyelesaikan sejumlah pekerjaan, bisa baca disini, sebelum benar- benar pulang ke Jakarta, aku sempat mampir ke Phuket dan Krabi beberapa hari akibat tidak tahan godaan dari Airasia yang menawarkan promo 500 bigpoints. Berpikir, karena sudah di Kuala Lumpur, ya sudahlah, tidak ada salahnya untuk melipir sejenak ke negeri Gajah Putih.
Kool Backpacker Hostel... |
Aku tiba di Phuket sekitar jam 6 sore, bandaranya cukup mewah, cukup bagus dan representatif-lah sebagai suatu bandara berkelas international. Tapi bukan bandara besar nan gede banget. Berbeda banget dengan bandara domestiknya, yang tepat bertetanggaan dengannya. Aku sih rasakan, bandara ini ramai. Diluaran bandara, sudah banyak sekali travel agent yang menawarkan jasa transportasi sampai paket tour selama di Phuket Island.
Dan aku, seperti biasa, backpacker garis keras, tidak tergoda sama sekali. Selagi masih bisa urus sendiri dan tidak ada aturan dari pemerintah setempat mengatakan suatu kewajiban pakai travel agent, aku akan urus sendiri.
Okey, supaya kamu tidak seperti aku, kebingungan mencari van umum menuju ke inti kota yang harus menempuh perjalanan sekitar 2 jam. Setelah imigrasi dan keluar dari pintu utama, carilah lift atau tangga untuk naik keatas, bagian keberangkatan. Tanya petugas, dimana free shuttle bus yang bisa mengantarmu ke terminal domestik. Kemaren itu, letak bus stop-nya ada dibagian ujung dari bangunan itu dilantai 2.
Setiba di terminal domestik, tinggal tanya saja, mau naik van ke Patong, kalau memang itu tujuan kamu. Mereka akan menunjukkan operator mana kok. Gampang sekali. Ketika itu, aku bayar 180 Baht untuk sekali jalan. Kebetulan, van hampir penuh, setelah aku naik, van menuju ke terminal international untuk menjemput penumpang yang "mungkin" sudah pesan online.
Setelah 15 menit perjalanan, van berhenti di satu tempat, semua penumpang diminta turun dan akan diberi penjelasan sekilas. Kayak di kantor pemasarannya gitu, penumpang ditanyain akan turun dimana, setelah itu, disinilahnya, inti dari kamu diturunkan, paket wisata. Mereka menawarkan paket wisata secara per group dan dipisah- pisah. Aku hanya setor nama hostel dan dia bilang, tidak bisa turunkan aku tepat didepan hostel, tidak masalah. Karena Bangla road, menjadi jalan paling ramai dan tidak bisa dilewatin kendaraan apapun pada malam hari.
Van kembali melaju. Tidak ada berhentinya lagi. Van melaju dengan kencang menembus malam yang semakin larut. Aku ingat, hampir jam 9 malam, aku mendapatkan hostelku. Berada di Bangla road, lumayan keder juga sih waktu nyarinya, Bolak- balik sepanjang jalan itu, tidak ketemu, tanya beberapa orang lokal, juga tidak memberikan jawaban pasti. Akhirnya ketemu juga setelah tanya sama cewek- cewek yang menawarkan minuman disalah satu bar yang ada di salah satu gang disana. Hehehehe... Ya ampun, ada plang-nya, mataku kemana saja, bolak- balik tidak ketemu. Padahal sudah melewatinya berapa kali.
Receptionist.. |
Dalam kamar... |
Kamar mandi... |
Loker... |
Living Room.. |
Tidak ada acara lain lagi malam itu setelah makan, mandi kemudian tidur saja. Oh ya, Kool Backpacker Hostel menawarkan paket lengkap deh buat kamu yang hobi dugem. Hahaha... Bagaimana tidak? Dari balik kamar, kamu bisa menikmati musik sepanjang malam sampai pagi. Itulah yang aku nikmati selama 3 malam tidur disana, tidur ditemani musik ber-irama kencang, yang sanggup buat kaki-mu ikut bergoyang , walaupun dari atas ranjang kamu.
Aku tidak masalah dengan kencangnya musik yang masuk sampai ke dalam kamar tidur, bahkan itu membuatku tidur semakin nyenyak, karena, terkadang, aku tidur memasang headset. Nah, kalau kamu yang tidak bisa tidur karena adanya suara berisik dan musik kencang, ada baiknya, jangan bermalam disini, tempatnya tidak cocok. Jangan nginap di area Bangla. Karena sepanjang Bangla adalah kehidupan malam Phuket dan itu apa adanya.
With Love,
@ranselahok
---semoga semua mahluk hidup berbahagia---
0 komentar :
Post a Comment