Tanggal 4 Mei 2017.
Sebelum memutuskan untuk melihat keindahan alam yang ada di
Tibet ( baca : Aku berhasil Taklukan Tibet ), ada baiknya perhatikan dulu beberapa hal berikut ini, tentu, semua yang
aku tulis dibawah ini adalah berdasarkan pengalaman yang telah aku alami
sendiri. Namanya juga pengalaman, bisa saja, itu hanya berlaku buatku sendiri,
tidak berlaku buat kamu, karena setiap kesempatan itu punya kejadiannya
sendiri.
Mount Everest. |
Seperti halnya aku, sebelum akhirnya benar- benar sampai di
Tibet, aku banyak baca pengalaman dari travelers sebelumnya yang berbeda- beda
juga, cari tahu dan bertemu langsung dengan penulis buku beken “7 Hari 1.500 Kilometer Mengelilingi Tibet“, Feby Siahaan dan temannya, Ossy Ika Dorin Gultom. Mereka, total berlima, punya pengalaman yang super keren trip dari Nepal ke Tibet.
Jelas, kamu harus tahu, mau ke Tibet, kamu mau masuk dari
Kathmandu, Nepal atau dari Chengdu, Cina. Dari kedua kota tersebut, kamu bisa
dapatkan The Group Visa China. Jika kamu masuk dari Nepal, sekarang ini, satu-
satu caranya adalah lewat udara, yups, ada beberapa flight langsung dari Kathmandu ke Lhasa, Tibet. Untuk overland,
jalur darat yang sangat terkenal dikalangan travelers dunia itu sekarang ini sudah
ditutup. Informasi yang didapatkan, sejak gempa bumi yang terjadi di Nepal
beberapa tahun lalu, banyak jalan yang hancur. Mungkin, kedepannya akan dibuka
kembali.
View dari balik jendela pesawat. |
Nah, kalau kamu dari Chengdu, kamu bisa pilih mau naik kereta api yang
membutuhkan 46 jam perjalanan itu atau pesawat.
Perbedaannya sangat jauh, dari view yang akan didapatkan jika naik kereta
api dan pesawat. Dan diyakini, jalur kereta api dari Chengdu ke Lhasa ataupun
sebaliknya, itu menyuguhkan pemandangan alam yang super indah. Menjadi jalur kereta api tertinggi didunia hingga saat ini. Beda dengan
penerbangan dari Kathmandu ke Lhasa, kamu akan mendapatkan pemandangan luar
biasa, sang pilot akan menurunkan pesawat dan berada tepat sekitar 2.000 m
diatas pegunungan Himalaya dan kamu bisa melihat dari atas secara dekat, puncak
gunung tertinggi didunia itu.
Tentukan bulan apa kamu mau kunjungi Tibet. Tour guide yang
bawa aku sih bilang Juli – September. Cuaca akan sangat bagus, pemandangan
sangat jelas, tapi akan hujan di malam hari. Hampir setiap malam. Tambahnya
lagi, jika ingin ke Everest Base Camp ( EBC ) sih tidak terlalu pengaruh, karena sudah berada diatas
5.200 m dari permukaan laut.
Jika sudah tahu kapan mau kesana dan mau masuk dari mana? Carilah
tiket. Sudah dapat tanggal. Sudah boleh mulai cari travel agent deh. Heh? Travel agent? Berarti pakai tour dong? Yes..
satu – satunya cara untuk bisa kunjungi Tibet, kamu wajib pakai travel agent
yang ditunjuk pemerintah Cina. Kenapa pemerintah Cina? Karena Tibet bukan
negara, Tibet adalah bagian dari Cina, Tibet dikontrol langsung oleh Cina,
secara politik, kamu bisa google sendiri. Aturannya masih berlaku hingga saat ini, tidak tahu untuk kedepannya.
Di Yamdrok Lake, 4.998 mdpl. |
Ada baiknya, sebelum ke travel agent,
cari tahu dulu dari pengalaman travelers sebelumnya yang sudah kesana, ingat,
setiap orang punya pengalaman yang berbeda- beda, tahun dan bulan keberangkatan
dari orang yang sudah pernah ke Tibet, tidak menjamin akan seperti itu juga
yang akan kamu alami. Karena, peraturan pemerintah selalu berubah seiring waktu
yang berjalan dan tidak ada yang tahu, bahkan dari travel agent setempat
sekalipun.
Contoh sederhana, setelah dapat tiket Jakarta ke Kathmandu, aku
memutuskan ke Tibet. Tapi setelah cari tahu tentang cara ke Tibet, oaalaa…
harus group yang terdiri dari minimal 5 orang dari pemegang paspor yang sama. Nyatanya,
sekarang ini tidak berlaku, aku sudah disini. Kedepannya, kita tidak pernah
tahu akan seperti apa ?
Dan, sekarang ini, sudah pasti, tidak bisa traveling ke
sana tanpa travel agent, apalagi mau backpackeran. Karena begitu sampai di bandara saja, harus ada yang
jemput kamu dipintu pemeriksaan, yakni, tour guide kamu yang telah ditunjuk,
lengkap dengan Tibet Permit kamu yang sudah harus diurus oleh travel agent jauh
hari sebelum kamu tiba. Minimal harus
ada 5 jenis surat izin yang wajib kamu miliki itupun hanya sampai di Lhasa
saja, jika mau ke EBC, tambah 1 jenis surat izin lagi. Group visa Cina hanya
bisa diurus di Kathmandu atau di Chengdu ( setahu aku, entah di kota lainnya di
Cina juga ).
Yamdrok Lake. |
Menjelang keberangkatan, sebaiknya jaga kondisi badan supaya
tetap fit. Jika kamu bukan tipe orang yang banyak waktu buat olahraga, atau
tidak suka olahraga, coba atur waktu deh buat olahraga. Karena Tibet itu rata-
rata berada diatas ketinggian 3.000 m diatas permukaan laut. Seperti aku, 2
bulan sebelum berangkat ambil paket olahraga, walaupun hanya datang 2 minggu
pertama saja, itupun seminggu cuma 2 kali. Hahahha… Yang paling dikhawatirkan adalah AMS ( Altitude
Mountain Sickness ). Jadi, itulah
maksudnya agar tetap menjaga badan tetap bugar. Semua tergantung pada kondisi
badan sendiri, daya tahan tubuh masing- masing.
Rongbuk.. |
Aku sih tidak punya pengalaman apapun tentang gejala yang
dialami orang yang diserang AMS. Tapi berdasarkan yang aku baca, kabarnya, mual-
mual, sesak napas, sakit kepala, muntah, bisa kejang- kejang, demam, dengung di telinga,
sakit tenggorokan, memar, perubahan penglihatan dan lain sebagiannya, kamu bisa
tanya om google. Kabarnya, ada yang sampai pembuluh darah matanya pecah. Yang akhirnya, tidak bisa menikmati Tibet itu sendiri.
Bawalah pakaian yang hangat. Tibet dikelilingi oleh
pegunungan. Anginnya kencang. Sarung tangan, topi, jaket yang sudah ada
topinya, masker, lips balm, kaca mata hitam buat narsis,hahaha, kaca mata lebih
buat menghalau matahari langsung ke mata kamu, karena sinarnya terik sekali.
Untuk makanan, coklat dan apel bagus untuk menambah stamina tubuh. Bawalah
kamera, sepanjang perjalanan, aku yakin kamu bakalan jeprat- jeprit terus-
terusan. Hanya didalam Jokhang Temple dan Potala Palace saja tidak boleh foto, selebihnya boleh, outdorr, asal jangan foto hal- hal yang berbau militer, kayak pos militer, tentaranya. Aku sih lebih pilih bertanya, kalau menurutku tidak yakin, apakah boleh di foto atau tidak?
Siapkan list lagu kesayangan kamu yang banyak. Perjalanan dari 1
tempat ke tempat lainnya “terlalu” jauh, walaupun pemandangan alamakjang,
indahnya. Tetap saja bisa bosan, sangking lamanya perjalanan itu sendiri.
Bawalah obat- obatan, terutama konsumsi obat pengangkal AMS.
Kemaren aku beli di apotek Kathmandu. Aku juga ada konsumsi vitamin c supaya
tubuh tetap fit. Konsumsi obat penangkal AMS itu kalau aku sih, 2 hari sebelum terbang ke Lhasa. Aku makan 1/2 butir dulu, baru kemudian 1 butir di pagi hari. Katanya, kalau ada gejala tidak enak, segera konsumsi lagi. Banyak minum air deh. Tapi aku sendiri, entah kenapa, selama di Tibet, tidak begitu banyak minum.
Sediakan banyak tisu kering dan tisu basah, pewangi atau
semacam minyak angin, Tibet sama seperti Cina pada umumnya, toiletnya punya aroma
yang khas. Hahaha… Lebih baik cari toilet alam. Kali saja, kamu ketemu zonk didalam toilet. Seperti aku, banyak lalar yang berterbangan sana sini. Maklum, kue- kue hasil manusia, menumpuk begitu saja didalam saja. Please.. jangan dibayangkan.
Buat kamu yang suka baca buku,
aku sih cuma bilang, jangan deh baca buku, pemandangannya terlalu sayang untuk
dilewatkan. Tapi yang terserah juga, aku, walaupun ngantok, tidak mau tidur
sekejappun dalam mobil.
Mesjid di Lhasa. |
Tidak tahu bagaimana rencana perjalanan kamu di Tibet, tapi
saat baru tiba di Lhasa, kamu disarankan untuk tidak mandi apalagi keramas
untuk 2 hari pertama. Ini supaya kamu menyesuaikan diri dengan alam dan badan
kamu tidak terkejut. Jelas kok, itinerary dari travel agent kamu juga tertera.
Mata uang yang dipakai adalah Cina Yuan, RMB. Bahasa lokal
mereka ya Bahasa Tibet, mandarin, dan sebagian kecil bisa Bahasa Inggris. Tour
guide bisa ketiga bahasa. Makanan lokal
kurang cocok dilidahku. Mereka lebih banyak masak pakai minyak yark, hewan
lokal semacam sapi gitu. Aku lebih banyak makan masakan Chinesse food. Untuk
masakan halal, khususnya di Lhasa, ada 1 area dekat ke Jokhang temple, disana
ada Muslim area sih. Ada mesjidnya juga, mesjidnya bagus.
Local food, tidak cocok dilidahku. |
Balik lagi tentang aturan main di Tibet yang super ketat !!!
Sekali lagi, sudah dipastikan untuk saat ini, kamu tidak bisa ke Tibet
tanpa travel agent yang menjamin
keberadaan kamu. Mulai dari saat kamu mendarat di Lhasa, harus ada tour guide
yang menjemput kamu dengan Tibet Permit yang sudah didapat sebelumnya,
sepanjang perjalanan, entah berapa puluh kali, tour guide harus turun ke pos
militer untuk melapor keberadaan kamu, terlebih lagi, saat melakukan perjalanan
keluar dari Lhasa. Ketika mau ke Rongbuk, wajib apply Aliens Travel Permit di
Shigatse kemudian ada satu pos penjagaan, kamu harus turun bersama tour guide
kamu memperlihatkan PASPOR, TIBET TRAVEL PERMIT, GROUP VISA, ALIENS TRAVEL PERMIT.
Selebihnya, entah berapa puluh kali melewati pos militer, dan itu harus lapor.
Tidak jarang, militernya akan mendekat ke mobil untuk periksa. Group Visa
selain berlaku untuk masuk ke Tibet, juga berlaku untuk ke kota lainnya di
Cina.
Potala Palace. |
Begitu dengan supir, dia juga wajib lapor setiap kali melewati pos
militer. Repot, ribet dan super ketat. Semua hal ada aturannya, kecepatan
mobil, ketepatan waktu, bahkan ketika mengunjungi Potala Palace di Lhasa,
ditiket tertera jam 10 pagi, kita jam 9.20 sudah harus berada dipos pemeriksaan
pertama, tetap, wajib didampingi tour guide. Tepat 9.30 kita baru boleh masuk
untuk tukar tiket asli. Prosesnya sedemikian ketat. Aku ingat, ada 1 tour guide
kehebohan kehilangan 1 anggota tournya, sedangkan saat itu juga sudah jamnya
mereka masuk.
Aku tidak tahu, jika sewa router dari Jakarta apakah bisa
berfungsi atau tidak? Di Tibet, sebagai turis, kamu bisa beli simcard. Harga
untuk 12 GB, aku bayar 76 RMB, provider China Mobile. Ketika kamu mau pulang,
kamu wajib kembalikan potongan simcard itu ke tokonya lagi.
Barkhor Street. |
Sebagian juga menyebutkan bahwa, akan banyak pemeriksaan secara
ketat saat masuk ke Tibet. Bagasi dan sebagainya akan dicek dan dibongkar.
Aku sih tidak mengalaminya sama sekali. Dari awal perjalanan, mendarat dengan selamat di Lhasa, melewati imigrasi, melewati pemeriksaan bagasi, melewati pos penjemputan oleh tour guide, menikmati indahnya Tibet, melihat dari dekat puncak Mount Everest, tepatnya mengingap semalam di kaki gunungnya, Rongbuk dan menginjakkan kaki di EBC. Kemudian pindah ke Chengdu, naik kereta api, yang katanya, harus tahan mental karena prilaku yang orang Cina soal kebersihan, hingga pulang ke Jakarta, lancar dan tidak ada satu hambatan apapun.
Sebelah kanan, Rongbuk Guesthouse. |
Semuanya berjalan aman dan selamat. Tidak ada pengaruh AMS yang menyerangku sama sekali, tidak ada pemeriksaan yang seperti yang banyak dialami yang lainnya, tidak mengalami hal yang aneh bersama mereka saat naik kereta api ke Chengdu.
EBC |
With Love,
@ranselahok
---Semoga semua mahluk hidup berbahagia---
Buatin rincian budget donk kalo bisa...
ReplyDeleteBeda2 sih, tergantung itin kamu dan berapa hari.
DeleteBsa mnta kontakny mas? Email mgkin.
ReplyDeleteSya mau tnya2 lbh lnjut
ke Instagram ya..
DeleteMesti group ber-5 huhu, kemarin ke EBC aja, Tibet emng agak susah ya tapi menarik
ReplyDeleteberapa fee travel agent ke tibet?
ReplyDeleteWahhh apakah sekarang sudah boleh backpackeran di Tibet ya?
ReplyDeleteyg liat artikel ini. Buat yg mau ke travel ke tibet plis gw pengen bgt kesana kalo bisa bareng ya kita buat grup
ReplyDelete