Tanggal 31 Oktober 2016.
1 Srilanka Rupee = Rp 88,9 ,-
Kalau kamu punya rencana untuk mengunjungi Srilanka, ada baiknya baca ini dulu. Setelahnya, aku bilang, jangan hanya beberapa hari deh di Srilanka. Paling tidak 10 hari-lah. Kenapa? Sesuai pengalamanku, Srilanka, itu alamnya bagus, tapi dari satu tempat ke tempat lain, terhitung jauh sehingga akan memakan waktu perjalanan. Artinya, lebih banyak menghabiskan masa liburan di jalan ketimbang menikmati objek Srilanka.
Sekitaran Colombo Fort |
Aku sendiri, karena hanya punya 6 hari tok, liburanku serba tanggung, mau ke kanan atau mau ke kiri, serba salah. Cara jalan yang baik adalah mengitari , entah kamu mulai dari kanan kemudian mengakhirinya di kiri atau sebaliknya. Lah aku? Loncat... sedapatnya saja. Aku mulai-nya dari tengah.. hahaha... berakhirnya juga ditengah... Dan parahnya, aku melewatkan banyak tempat keren yang sebenarnya, sangat sayang untuk dilewatkan.
Colombo menjadi kota transit pertamaku. Itupun hanya 30 menit saja menginjakkan kakiku disana. Ada yang mulai dari Negombo yang lebih dekat dari airport. Jadi sebelum berpindah ke Colombo, mereka explore dulu Negombo 1- 2 hari. Kalau naik bus ke Colombo, kamu juga akan melewati Negombo.
Dalam bus, dari bandara ke Colombo.. |
Rencana pertama setelah tiba di Colombo adalah naik kereta api ke Sigiriya. Rencana tinggal rencana, kereta sudah berangkat. Kereta ke Sigiriya hanya sekali dalam sehari, di pagi hari ( Jam 7 -an ), sedangkan aku sampai di Colombo station sudah jam 8-an. Tidak putus asa. Pilihan selanjutnya adalah naik bus. Tapi tidak ada bus langsung, harus turun dulu di Dembulla. Tidak ada pilihan lain yang lebih tepat lagi, kecuali, kamu mau bayar extra , sewa mobil. Aku sih tidak.
Okey, jika kamu bingung ketika sudah tiba di Colombo Fort , kamu cari tourist information saja. Nah, kamu tanya kesana, tujuan kamu mau kemana, mau naik kereta atau bus? Mereka akan arahin kamu.
Bus Srilanka... No.49 dari Colombo ke Dembulla.. |
Sebenarnya, setiap bus itu punya nomor punggungnya juga, sudah ada jalur dan rute pastinya. Bisa ditanyakan ke tourist information atau ke penduduk lokal. Gampangnya sih, tanya saja sama supir atau kondekturnya, tinggal bilang kamu mau ke mana. Pastikan jangan sampai salah bus.
Dari Colombo ke Dembulla, butuh 4,5 jam. Oh ya, usahakan saat naik bus pindah kota, duduklah dekat jendela, ada kalanya, alam indah bisa menjadi penyejuk matamu. Naik bus selama itu aku bayar 185 Rupee. Karena tujuan utamanya adalah ke Sigiriya, begitu sampai di Dembulla, aku turun untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya. Oh ya, aku sempat mampir makan di dekat terminal. Semacam nasi gitu, porsinya banyak. Per porsi 150 Rupee.
Aku tidak menikmati kota Dembulla. Sekilas lewat sih, kotanya ramai dan padat. Entah karena kebetulan sedang ada di terminal bus. Meneruskan perjalanan ke Sigiriya naik bus juga. Kali ini memakan waktu 1 jam dan bayar 40 Rupee. Setelah 1 jam di bus, akhirnya sampai juga di Sigiriya.
Tujuan utama ke Sigiriya adalah ke Lion`s Rock. Aku minta bapak supir untuk langsung menurunkan aku di depan gerbang. Ada sedikit drama gitu disini. Bapak supirnya, sangking baiknya, dia menyarankan aku untuk taruh tas dulu di hostel, punya saudara dia. Biar tidak repot dan berat- berat bopong ransel gitu. Karena, aku yang memang belum punya rencana pasti, memang belum ada bookingan hostel atau sejenisnya, aku tolak saja. Lha, malah, si bapak bersikeras. Aku jadi ngerti maksudnya dia. Sudah pasti, pemilik hostel itu bukan saudara dia, sudah pasti, jika aku mau nginap di hostel itu, dia dapat komisi. Sekian... Aku sih tidak keberatan kalau dia dapat komisi, tapi hemm, caranya rada kurang sreg. Kenapa? Awalnya, dia juga bilang, aku tidak bisa diturunkan didepan gerbang Lion`s Rock loh, dengan alasannya yang menurutku tidak masuk akal.
Benar saja, kata bapak supir. Tempat aku turun itu bukanlah gerbang masuknya. Aku turun dipinggir jalan masuk ke gerbang. Kudu jalan kaki sambil bopong tuh ransel sekitar 30 menit-lah. Ada pilihan tuk- tuk yang bisa kamu sewa. Tapi backpakcer garis keras, i said " No.. Thanks Sir...". Untung, tetap ada kata untung untuk orang Indoesia, hehehe... jalanan rata, tidak ada tanjakan sama sekali.
Hal pertama yang aku lakukan ketika mencapai garis finish, cari tempat yang bisa titip ransel. Kalau bayar, pasti nego sampai semurah mungkin, sudah siapkan ilmu melas supaya gratis. Dan... trengg...trenngggg... ada pos polisi yang bapak polisinya baik- baik dan ramah. Aku diizinkan titip ransel dikantor mereka tanpa bayar se-rupee-pun.
Jadi begini, disekitaran Lion`s Rock, ada kantor polisi buat jaga- jaga, ada mini market buat kamu yang lapar dan haus, halaman yang luas nan asri, sejuk dan bersih. Tapi, ada yang paling buat sakit hati : TIKET MASUKNYA MAHAL BANGET... PER ORANG BAYAR 30 USD. #OMG... Tidak bayar, tidak boleh masuk, mau lewat jalur gelap, lah, aku putih banget, ketahuan juga. Ya sudahlah, ikhlasin saja.
Dan, SETIMPAL... apa yang kamu dapatkan itu setimpal dengan jumlah uang yang sudah kamu keluarkan. Ya ampun, serius... bagus banget. Mulai dari langkah pertama masuk sampai langkah terakhir keluar dari sana, aku suka. Kok bisa, ada alam yang begitu indah dan tersembunyi di Srilanka. Aku tidak menyangka. Aku memang, sudah ada baca sekilas sejarah tentang Lion`s Rock ini, sedikit paham. Serunya, aku ketemu 1 turis asal China. Dia punya cerita versi lengkapnya. Karena pacarnya adalah tour guide di Srilanka. Jadi, aku kebagian juga.
Mau tahu sejarahnya seperti apa, langsung ke sini : Lion`s Rock punya cerita.
Paling buat dada berdetak kencang adalah ketika kamu sudah ada dipuncaknya. Sebelumnya, kamu harus berjuang untuk menaiki ribuan anak tangga. Percayalah, ketika kamu berhasil melaluinya, kamu akan mendapatkan alam yang super indah, alam bebas tanpa polusi, alam terbuka, alam semesta. Entah kenapa, apa yang aku lihat langsung jauh lebih indah dibanding dengan apa yang ditangkap kamera.
Lion`s Rock kan bercerita tentang Raja yang mengungsikan diri akibat depresi setelah membunuh Ayahnya sendiri ( baca Raja, sebelumnya ), situs- situs penting peninggalannya masih bisa terasa, apalagi, ketika aku melewatinya satu per satu sambil dijelasin oleh siteman, bulu kuduk berdiri, seakan aku ada di masa itu.
Dari sekian banyak spot, satu- satunya spot yang tidak boleh diambil fotonya adalah lukisan tentang istri- istri Raja dari berbagai negara. Kamu harus naik tangga melingkar naik keatas, untuk bisa melihatnya. Asli, masih asli. Aku susah mendeskripsikannya lewat kata- kata. Bayangkan, ada satu tebing, ditengah - tengah tebing itu, ada satu bagian ( goa ) yang menjorok kedalam, mungkin tidak sampai 5 meter kedalamnya, lebarnya sekitar 10 meter. Tingginya, sekitar 3- 4 meter, sempit, tidak bisa banyak orang. Dipagar. Tidak kebayang, kalau tidak dipagar, kesenggol, pada jatuh kebawah. Hebatnya lukisan ini, menurut yang jaga, ini tidak dilukis, melainkan, (semacam pewarna ) ditabur, ibarat orang yang melukis sembarang, dijiprat- jiprat gitu.
Bagian penting lainnya, setelah melewati lukisan ini, kamu naik lagi sampai ke puncak dari Lion`s Rock ini. Disitulah, kamu akan mengerti kenapa ada kata Lion. Tidak sampai disitu, jika kamu masih kuat, kamu masih bisa menanjak naik lagi sampai ke puncak tertingginya.
Dalam bus dari Dembulla ke Sigiriya.. |
Tujuan utama ke Sigiriya adalah ke Lion`s Rock. Aku minta bapak supir untuk langsung menurunkan aku di depan gerbang. Ada sedikit drama gitu disini. Bapak supirnya, sangking baiknya, dia menyarankan aku untuk taruh tas dulu di hostel, punya saudara dia. Biar tidak repot dan berat- berat bopong ransel gitu. Karena, aku yang memang belum punya rencana pasti, memang belum ada bookingan hostel atau sejenisnya, aku tolak saja. Lha, malah, si bapak bersikeras. Aku jadi ngerti maksudnya dia. Sudah pasti, pemilik hostel itu bukan saudara dia, sudah pasti, jika aku mau nginap di hostel itu, dia dapat komisi. Sekian... Aku sih tidak keberatan kalau dia dapat komisi, tapi hemm, caranya rada kurang sreg. Kenapa? Awalnya, dia juga bilang, aku tidak bisa diturunkan didepan gerbang Lion`s Rock loh, dengan alasannya yang menurutku tidak masuk akal.
Benar saja, kata bapak supir. Tempat aku turun itu bukanlah gerbang masuknya. Aku turun dipinggir jalan masuk ke gerbang. Kudu jalan kaki sambil bopong tuh ransel sekitar 30 menit-lah. Ada pilihan tuk- tuk yang bisa kamu sewa. Tapi backpakcer garis keras, i said " No.. Thanks Sir...". Untung, tetap ada kata untung untuk orang Indoesia, hehehe... jalanan rata, tidak ada tanjakan sama sekali.
Hal pertama yang aku lakukan ketika mencapai garis finish, cari tempat yang bisa titip ransel. Kalau bayar, pasti nego sampai semurah mungkin, sudah siapkan ilmu melas supaya gratis. Dan... trengg...trenngggg... ada pos polisi yang bapak polisinya baik- baik dan ramah. Aku diizinkan titip ransel dikantor mereka tanpa bayar se-rupee-pun.
Sekitaran Lion`s Rock... |
Spot dalam situs Lion`s Rock |
Ranselahok beraksi, background: Lion`s Rock. |
Mau tahu sejarahnya seperti apa, langsung ke sini : Lion`s Rock punya cerita.
Paling buat dada berdetak kencang adalah ketika kamu sudah ada dipuncaknya. Sebelumnya, kamu harus berjuang untuk menaiki ribuan anak tangga. Percayalah, ketika kamu berhasil melaluinya, kamu akan mendapatkan alam yang super indah, alam bebas tanpa polusi, alam terbuka, alam semesta. Entah kenapa, apa yang aku lihat langsung jauh lebih indah dibanding dengan apa yang ditangkap kamera.
Lion`s Rock kan bercerita tentang Raja yang mengungsikan diri akibat depresi setelah membunuh Ayahnya sendiri ( baca Raja, sebelumnya ), situs- situs penting peninggalannya masih bisa terasa, apalagi, ketika aku melewatinya satu per satu sambil dijelasin oleh siteman, bulu kuduk berdiri, seakan aku ada di masa itu.
Dari sekian banyak spot, satu- satunya spot yang tidak boleh diambil fotonya adalah lukisan tentang istri- istri Raja dari berbagai negara. Kamu harus naik tangga melingkar naik keatas, untuk bisa melihatnya. Asli, masih asli. Aku susah mendeskripsikannya lewat kata- kata. Bayangkan, ada satu tebing, ditengah - tengah tebing itu, ada satu bagian ( goa ) yang menjorok kedalam, mungkin tidak sampai 5 meter kedalamnya, lebarnya sekitar 10 meter. Tingginya, sekitar 3- 4 meter, sempit, tidak bisa banyak orang. Dipagar. Tidak kebayang, kalau tidak dipagar, kesenggol, pada jatuh kebawah. Hebatnya lukisan ini, menurut yang jaga, ini tidak dilukis, melainkan, (semacam pewarna ) ditabur, ibarat orang yang melukis sembarang, dijiprat- jiprat gitu.
Bagian penting lainnya, setelah melewati lukisan ini, kamu naik lagi sampai ke puncak dari Lion`s Rock ini. Disitulah, kamu akan mengerti kenapa ada kata Lion. Tidak sampai disitu, jika kamu masih kuat, kamu masih bisa menanjak naik lagi sampai ke puncak tertingginya.
Aku menghabiskan waktu 30 menit lebih diatas puncak itu untuk menikmati alam dan merenung, mengenal diri lebih dalam lagi, mensyukuri apa yang telah aku dapatkan selama ini. Jika bukan karena faktor cuaca yang kurang bersahabat, aku pasti betah dan lebih lama lagi. Seketika, semuo orang berlomba untuk turun karena rintikan hujan.
Ini di puncaknya loh... |
Duduk santai dipinggir jalan. Lalu lintas sepi banget. Tunggu sekitar 15 menit, bus lewat. Duduk manis di dalam bus, bayar 40 Rupee, kemudian tertidur dalam bus akibat kelelahan. Hujan turun dengan derasnya, untung aku sudah dibus, batinku. Bus penuh, bus jadi pengab, semua orang berebut udara.
Aku turun entah dimana itu, di Dembulla, sudah gelap, masih hujan. Tidak juga bermalam di Dembulla, walaupun, sungguh sayang untuk aku lewatkan, karena Dembulla itu wajib di explore juga. Ada objek wisata yang patut didatangi. Karena Dembulla ke Kandy hanya 2 jam, begitu turun bus, tanya orang, dimana bisa dapat bus ke Kandy.
Indonesian, China, Malaysian... |
Aku dapat teman duduk disebelah yang bisa bahasa Inggris, jadi teman ngobrol deh sepanjang perjalanan. Banyak hal yang aku dapatkan dari dia. Hemm... namanya siapa ya? Lupaa.... susah banget disebut. Dia banyak cerita tentang kehidupan di Srilanka, kesehatan, pendidikan, penghasilan dan pengeluaran.
Sampai di Kandy sudah jam 9- an, kotanya sudah sepi, masih rintik- rintik hujan. Dituruni di terminal. Dengan bekal nekad dan berani, belum ada tujuan dan tidak tahu mau nginap dimana malam itu, kedua kaki ini terus melangkah sembari diikuti tuk- tuk yang tidak henti- hentinya menawarkan hostel yang bagiku harganya gila. Tidak mau....
Alam indah dari puncak |
Malam itu gelap, jalanan basah banget, dingin, lapar, aku menambah kecepatan melangkah walaupun sebenarnya sudah tidak punya kekuatan sebesar itu. Perjuangan berbuah manis. Tidak sampai 20 menit, aku menemukan sebuah hostel. Iya,, hostel... Malam itu, lega... aku bermalam di hostel itu, bersih, murah, dan sangat layak, apalagi, besok paginya, bangun pagi, punya pemandangan yang super indah.
With Love,
@ranselahok
---semoga semua mahluk hidup berbahagia---
0 komentar :
Post a Comment