Tanggal 7 Maret 2016
Salah satu tujuan dalam paket Sand Dunes adalah mengunjungi White Sand Dunes. Hamparan padang pasir putih ini bisa dikunjungi dengan menggunakan paket tour yang dibeli dari travel agent yang ada di Muine, baca disini. Atau kamu juga bisa sewa motor, harga sewanya sih tidak tahu. Bagi kamu yang seorang pemotor, boleh coba deh. Untuk aku, tidak, apalagi setelah melihat betapa jauhnya perjalanan dari Muine ke Sand Dunes-nya, belum lagi panas terik matahari. Gempor duluan...
White Sand Dunes sebenarnya menjadi objek ketiga yang dikunjungi setelah dari Fairy Stream, Fisihing Village dan Red Sand Dunes. Karena aku lebih berkesan saat di White Sand Dunes, aku tulis dulu pengalaman disini deh. Teman seperjalananku pasti bisa memahami aku, kenapa bisa begitu berkesan? Hahahaa..
" Sepanjang jalan, aku sih bilang keren walau terkesan gersang. Seingatku, selain hamparan luas yang kadang terlihat tandus, ya rumah penduduk yang jarang- jarang, pepohonan yang seadanya dan jalanan aspal yang mulus. Bawaannya ngantok euy, pengen tidur, karena angin kencang dengan bebas masuk kedalam mobil jeep berisi sekumpulan manusia. Baca disini.
Tapi, matamu akan terbelalak ketika sudah setengah perjalanan. Aku tidak tahu tahu sudah sampai dimana, tidak ada plang / informasi sama sekali. Yang jelas, saat itu, suara angin yang menampar setiap inci kulitmu tidak akan terdengar olehmu dibanding pemandangan luar biasa yang ada didepanmu. Iya, pesisir pantainya, deburan ombaknya, lautnya hingga birunya langit menyulap kamu menjadi kaku karena terpesona akan indahnya alam disana."
Awalnya aku tidak begitu percaya kalau White Sand Dunes itu benar- benar bagus. Biasalah, foto - foto album yang ada sama Om Google, terkadang hanya tipuan muslihat semata doank. Ternyata, diluar dari ekpektasi aku, White Sand Dunes benar- benar indah dan cantik, jauh dari bayanganku.
Si @semutliclious - Ambar yang super duper keren, eitts.. masa? |
@apriana92 - Yeyen, cewek cantik nan jelita |
Karena trip aku ini adalah chasing sunset, mau tidak mau, harus berpanas- panasan dibawah teriknya matahari. Pilihannya ada 2 , kamu bisa sewa ATV, sejenis motor khusus untuk padang pasir. Harga sewanya 400.000 Dong bisa untuk berdua. Pilihan lainnya adalah jalan kaki menyusuri setiap senti hamparan padang pasir itu tanpa onta. Iya, tentu jalan kaki menjadi pilihanku. Alasannya, menyatu dengan alam, sehat lagi, padahal, ngirit... Hahahaha....
Apapun itu pilihan kamu, yang penting kamu menikmati sesuai dengan caramu, pasti seru. Aku melihat mereka yang teriak- teriak heboh saat ATV turun dengan cepatnya, atau ketika ATV terjebak dalam pasir sehingga tidak bisa jalan, tetap saja seru. Memang, tidak terlalu capek banget jika kamu pakai ATV, tinggal ngegas saja, dari ujung ke ujung sebentar saja.
Aku yang pakai jalan kaki, tidak kalah loh. Menikmati setiap langkahku di tengah gurun pasir. Menapak dengan mantap dan menyatu dengan lautan pasir yang telah menyulap diriku menjadi orang asing bagi diriku sendiri. Mendengarkan bisikan pasir, memandang luas tanpa ada yang membatasiku, dengan bebas, aku masuk kedalam jiwaku, mencari dan bertanya, siapa aku ini sebenarnya, apa mauku sebenarnya? Akhirnya, tetap, keraguan , ketidakpastian, ketidaktahuan yang menjadi jawabannya. Hanya jejak langkahku yang pasti kutinggalkan disana, bersama jutaan jejak langkah manusia lainnya...
Kamu bisa bermain dengan pasir- pasir itu juga. Seperti yang dilakukan mereka- mereka ini. Terjun bebas dari tumpukan yang lebih tinggi. Kemudian, naik lagi, terjun lagi, merangkak lagi dan seterusnya, sesuka hatimu sampai kamu puas. Pose dengan gaya paling keren, keluarkan segala jurus andalan kamu. Nikmati saja, apapun caramu, karena ini hidupmu...
Aku sampai ke puncak paling tinggi juga. Terkesan jauh dan panas, tapi, ternyata tidak, semakin tinggi aku berada, semakin dekat ke matahari, aku semakin merasa sejuk, terpaan angin semakin kencang mengalahkan sinar matahari yang menembus kulitku. Tidak terasa, ya, sama sekali tidak terasa, panasnya sang mentari sedang menunjukkan aksinya. Pasir- pasir itu juga sama, lembut, dan tidak panas untuk kamu langkahi. Dingin dan sejuk.
Siapkan minuman, karena tetap saja, badan kamu akan letih. Kelelahan tetap menghampiri. Aku tidak ingat berapa lama aku ada disana. Yang aku ingat, ketika aku ingin menyelesaikan khayalanku ditengah padang pasir, aku tiba- tiba blank, kosong dan tidak tahu jalan pulang. Serius, yang ada didepan pandanganku semua sama. Aku tidak bisa membedakan dari pintu mana aku datang. Sedikit panik dan kacau. Bolak- balik antara pintu 1 dan pintu 2, tetap saja tidak menemukan pohon - pohon yang berbaris rapi ketika aku datang.
Aku tersesat seketika itu juga, aku mulai stress disaat langkah terakhirku. Aku hanya berpikir, teman- teman seperjalananku pasti sudah menunggu sangat lama. Perasaan tidak enak hati muncul, merasa salah dan gagal. Merasa, tidak bertanggung jawab pada waktu, pada team dan diri sendiri. Ditinggal pergi sih tidak masalah, paling, bayar lagi untuk mobil jeep, tapi ini adalah tentang toleransi waktu dan respek kepada sesama. Jangan dibilang, aku ini sesuka hati, tidak tahu waktu, tidak menghargai orang lain, membiarkan orang lain menunggu.
Drama itu berakhir indah. Singkat cerita, aku diberi petunjuk jalan sama seorang driver jeep. Dengan rasa malu dan tidak enak hati yang tinggi, tidak ada kata lain, selain minta maaf sebesar-besarnya kepada teman seperjalananku ke White Sand Dunes. Bukan kesengajaanku untuk berlama- lama dan membiarkan semua menunggu. Terima kasih sudah menunggu aku kembali dengan selamat dan membiarkan saya tetap bergabung dalam team itu. Ini menjadi pengalaman baru dan tidak terlupakan. Menjadi pelajaran dalam hidupku.
With Love,
@ranselahok
---semoga semua mahluk hidup berbahagia---
indahnya, pengen kesana
ReplyDelete