Setelah menempuh 10 jam perjalanan dari Tana Toraja, tepatnya dari Rentapao, akhirnya kami tiba di Tanjung Bira, Bulukumba sekitar jam 4 pagi. Tidak tahu yang lain ya, kalau aku, menikmati 10 jam perjalanan itu, bahkan perjalanan sebelumnya yang juga harus menempuh waktu yang cukup lama dari Makassar sampai di Tana Toraja.
Baca juga : Parah, Mahalnya Kuliner Saat Traveling di Indonesia dan Melihat Sejarah Ratusan Tahun di Tana Toraja.
Dan sebelum melanjuti artikel ini, coba luangkan waktu teman-teman sebentar ya buat lihat video dibawah ini sebentar...
Karena tidak ada jadwal yang pasti dan suka-suka, makanya, tidak booking penginapan terlebih dahulu, alhasil, saat tiba di Bira, sedikit kelabakan. Pasalnya, saat itu kan long weekend, semua penginapan full booked. Akhirnya, dapat kamar seadanya dengan harga Rp 300.000,- untuk 6 jam saja. Ya, sebenarnya, harga segitu memang untuk satu malam. Banyak sekali hostel backpacker yang berjajar rapi disekitaran sana. Tinggal cocokkan dengan isi kantong saja.
Masih pagi, matahari juga baru mulai menyinari mahluk bumi. Kami memilih berleha- leha sejenak. Mempersiapkan diri untuk kegiatan selanjutnya, menyebrang ke Pulau Liukang sekaligus snorkeling. Kami sempat sarapan di bibir Pantai Bira. Makan 5 mangkok mie instan dan 5 gelas teh manis, kami bayar Rp 73.000,-.
Pemandangan Pantai Bira, sayang sekali.... |
Kebetulan saat kesana, kondisi Pantai Bira bukan dalam keadaan yang terbaik. Banyak sekali sisa- sisa rumput laut yang mati dan berserakan dimana- mana. Tidak ketinggalan, sampah, juga menjadi bagian yang membuat pemandangan indah pantai hilang entah kemana? Benar, hanya satu sisi, sisi lain, bagian lain dari bibir pantainya, juga menyisakan halusnya butiran pasir dan indahnya alam yang terkandung didalamnya.
Walaupun semua penginapan penuh, tapi, kok rasanya, pantai tidak ramai- ramai banget, tidak crowded yang penuh sesak. Atau, mungkin masih pagi. Kami sendiri, setelah sarapan, langsung mencari boat yang bisa membantu kami nyebrang ke Pulau Liukang. Artinya, tidak terlalu banyak waktu yang kami habiskan di Pantai Bira.
Bersama penyu |
Kami dapat boat dengan harga Rp 300.000,- untuk nyebrang termasuk membawa kami snorkeling ke area yang tidak terlalu jauh dari Pulau Liukang. Kabarnya, lokasi yang bagus untuk snorkeling sih Pulau Kambing, katanya, hari itu cuaca kurang bagus, kami memutuskan untuk snorkeling di Pulau Liukang saja. Untuk alat snorkeling, harga sewa per alat Rp 25.000,-.
Bibir pantai Pulau Liukang |
Umumnya, traveler yang sudah sampai di Pulau Liukang, selain snorkeling dibibir pantai Liukang, bisa melihat penangkaran penyu. Bisa turun dan berenang bersama penyu. Fee entrace Rp 10.000,- per orang. Menurutku, tidak banyak hal yang bisa dilihat. Apalagi kalau tidak turun dan bermain dengan si penyu.
Snorkeling di Pulau Liukang |
Duduk santai dijembatan kayu bukan menjadi pilihan yang tepat. Menyebur kedalam air dan snorkeling disana juga bukan kegiatan yang bagus. Tapi, daripada tidak ngapa- ngapain, bolehlah. Karena selain banyak karang batu yang masih bisa terinjak kaki dan banyak sekali bulu babi menjadi catatan penting buat siapa saja yang ingin snorkeling disana. Tidak banyak yang bisa didapatkan dari dalam air. Tidak indah dan warna airnya agak buram.
Biota laut |
Supaya tidak menghabiskan banyak waktu dengan percuma, kami melanjutkan perjalanan ke area sejatinya, yang kami nanti- nantikan, area khusus snorkeling, jaraknya tidak berapa jauh dari Pulau Liukang.
Biota laut Di Pulau Liukang |
Biru, airnya biru, hijau dan bening , jernih, segar banget. Rasanya ingin cepat- cepat loncat kedalamnya. Dan benar saja, begitu turun, apa yang ditangkap mata sungguh luar biasa. Indah sekali kehidupan dibawah sana. Takjub dan sungguh hebat kuasa Tuhan yang tiada taranya. Bukan saja barisan terumbu karang dan biota yang memanjakan mata, pasir putihnya yang benar- benar putih dan bersih. Apalagi saat dikasih biskuit, ikan-ikan pada berenang didepan mata. Ikan-ikan berlarian sana-sini dengan bebas tanpa harus memikirkan penatnya kehidupan ini. Dengan tanpa beban, mereka terus berenang tanpa ada rasa capai.
Pantai Bira |
Waktu cepat sekali berlalu. Kami harus segera kembali setelah 3 kali naik turun menikmati keindahan alamnya. Sesampainya di Pulau Bira, matahari sudah berada tepat diatas kepala manusia yang ada dibawahnya. Maksud hati, setelah pulang dari snorkeling, kami baru main disekitaran bibir Pantai Bira. Rencana tinggal rencana, kami tidak mendapatkan feel pantainya. Warna airnya agak buram. Kami hanya mendatangi kapal Pinisi yang ada disana dan berfoto didepannya. Selebihnya, kami kembali ke penginapan. Bersih- bersih kemudian, ke Apparalang....
Pemandangan dari Apparalang |
With love,
@ranselahok
---semoga semua mahluk hidup berbahagia---
wow..sudah sampai ke Bira yaa..eh ke pulau Liukang juga, lihat penyu dan sekarang mau ke Apparalang...lumayan juga trip-nya...dari toraja ke bulukumba...asyik..
ReplyDeletekeep happy blogging always..salam dari banjarbaru - makassar :-)
biota lautnya bagus banget airnya itu juga bening banget, semoga suatu hari aku bisa main kesini
ReplyDelete