Hari terakhir di Hanoi, aku pakai buat keliling seisi kotanya, seberapa jauh, seberapa banyak tempat, seberapa banyak yang bisa aku dapat saja. Aku hanya punya sisa 15 jam untuk membuat trip yang sudah aku mulai dari 27 Oktober 2015 itu berakhir dengan sempurna. Tidak ada target khusus, tidak tergesa- gesa, semuanya, santai dan aku sangat menikmati hari itu. Bertemu orang lokal, berbicara dengan mereka, melihat dari dekat dan merasakan kehidupan mereka. Berjalan kaki menyusuri setiap sudut kota dengan modal 1 lembar peta yang aku ambil dari Central Backpacker Hostel.
1. Ho Chi Minh Museum
Target pertama adalah melihat dengan mata kepala sendiri jenazah Uncle Ho Chi Minh yang diawetkan. Seakan berkejaran dengan jadwal buka museumnya yang terbatas, tidak ada pilihan lain, taxi menjadi andalanku. Terlebih lagi, banyak review yang menuliskan bahwa, harus datang lebih pagi untuk antri masuk kedalam museum. Ho Chi Minh Mausoleum tutup setiap hari Senin dan Jumat, buka dari jam 08.00 - 10.30 tanpa ada admission fee.
Ho Chi Minh Museum |
One Pillar Pagoda |
Ho Chi Minh Mausoleum |
Dengan separuh hati, berfoto- foto saja dari luar gedung Mausoleum. Sempat menyaksikan upacara pertukaran shift petugas penjaga. Kemudian mengunjungi Ho Chi Minh Museum. Entrance fee 25.000 Dong. Museum dibuka dari jam 8 pagi sampai jam 11.30 dan jam 14.00 - 16.30, sedangkan setiap hari Senin dan Jumat tutup. Museum ini sama seperti museum yang ada disetiap negara, atau bahkan kota yang ada didunia ini. Museum sejarah perjuangan dan peninggalan barang - barang kuno. Kalau kamu yang suka wisata sejarah dan museum, bisa sediakan waktu yang lebih banyak disini. Museum ini 2 lantai.
Presidential Palace |
2. Temple of Literature.
Jalan kaki menyusuri setiap sudut kota dan melewati gang- gang seputaran kota Hanoi memberi kesan tersendiri. Kota yang bersih, menurutku tidak semberawut. Sebenarnya tidak jauh berbeda dengan apa yang ada dinegara kita. Segerombolan kabel listrik yang menjuntai sana - sini , bahkan sampai terjatuh hampir mendekati ke badan jalan, menjadi pemandangan yang biasa- biasa saja. Aku sempat pikir, apakah tidak berbahaya? Bagaimana caranya, mengecek, jika ada masalah pada salah satu kabel yang saling terikat satu sama lain?
Gerbang masuk Temple Of Literature |
Aku sarankan, sisihkan waktu paling tidak 2 jam untuk explore temple ini. Bukan semata hanya sebuah vihara saja, tapi juga menjadi museum sastra yang sangat terkenal di Hanoi pada jamannya. Tempatnya sangat luas , terbagi menjadi 4 bagian yang mempunyai fungsi yang berbeda satu sama lain.
Bagian ketiga |
Saat aku kesana, padat dan ramai banget. Bukan hanya dipenuhi traveler, tapi anak muda orang lokal. Iya, anak muda, tepatnya anak sekolah yang baru saja lulus. Mereka, sedang foto bersama, foto kelulusan per kelas. Dan ini menjadi daya tarik sendiri buat para traveler, termasuk aku.
Foto bersama kelulusan |
Sebelum masuk ke vihara, aku sempat makan siang sejenak. Kayak warung tegal gitu dah. Masakan rumahan. Aku suka. Aku justru cari makanan lokal seperti ini yang jauh dari kata pengaruh makanan barat dan chinese style. Ini murni masakan lokal, lezat dan enak. Sayangnya, keempat anak muda yang juga sedang makan siang saat itu, tidak ada yang bisa berbahasa Inggris, jadinya, tidak dapat informasi yang bisa aku dapatkan.
3. Hoa Lao Prison dan Hanoi Tower
Keluar dari Temple Of Literature, selanjutnya aku jalan kaki lagi, mau ke Hoa Lao Prison, penjara yang dibangun oleh kolonial Perancis saat menjajah Vietnam pada tahun 1896. Setelah pecah perang di Vietnam, tempat ini digunakan sebagai tawanan tentara Amerika yang tertangkap.
Hoa Lao Prison |
Tepatnya, sebagaimana sebuah museum, yang disajikan adalah sejarah dan barang- barang peninggalannya. Kalau buat kamu yang suka sejarah dan peperangan, bolehlah masuk kesini, mungkin sekitar 1 jam cukup untuk keliling.
Patung para tahanan |
Ketemu Kohei lagi... |
Kami sudah berpisah kemaren, saat aku melanjutkan daily trip ke Halong Bay, Kohei masih di Hanoi untuk melanjutkan istirahatnya, karena masih terasa capek menempuh 27 perjalanan darat dari Laos. Jika sesuai dengan rencana yang dikasih tahu, hari ini dia akan ke Halong Bay dengan paket one night trip. Tapi itu tidak terjadi. Dia membatalkan. Dan kami bertemu ditengah jalan gini. Kami memutuskan untuk ngebolang bareng lagi, menikmati waktu yang masih ada. Lucu dan beginilah hidup, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi walau satu detik dari sekarang ini. Kami berpikir, inilah jodoh, padahal, sudah jelas kami berpisah sebagai travelmate dan entah kapan baru bisa bertemu lagi. Sepanjang perjalanan, dengan komunikasi bahasa Inggris yang seadanya, kami jadi kenal lebih dekat lagi dan aku belajar banyak tentang Jepang. Ya Kohei, senang sekali bisa berkenalan dengan kamu, dan sampai ketemu lagi di Jepang.
4. Hoan Kiem Lake
Terbuka untuk umum dan gratis. Menurutku sih, Hoan Kiem Lake ini wajib masuk kedalam itinerary kamu. Tempat ini adalah taman yang luas. Dipakai orang lokal untuk olahraga, duduk santai bersama keluarga, teman sebaya bahkan tempat berkumpul orang- orang yang telah lanjut usianya, berbagi bersama dengan teman sejawatnya.
Benar- benar terawat. Rapi. Bersih. Nyaman. Asri dan sejuk. Orang pacaran dimana- mana. Dijadikan tempat gym ala rumahan dengan alat- alat olahraga yang sudah dibuat paten. Ada cafe, ada kios- kios yang jualan cemilan. Satu keliling Hoan Kiem Lake, jika dipakai buat jalan kaki, mungkin butuh 1 jam.
Untuk traveler, lebih banyak hanya mengunjungi vihara yang terletak ditengah danau. Aku sendiri tidak masuk, karena bayar. Aku hanya foto- foto dari luar saja. Cukup menikmati senja hari itu dengan duduk santai dipinggiran taman. Hunting foto dan ngobrol panjang lebar dengan Kohei.
5. Old Quarter
Pusat dari segala pusat wisata Hanoi ada disini. Ukuran hotel bintang 3 sampai hostel bisa dengan mudah didapatkan disini. Pusat jajanan kaki lima dan pusat shopping. Travel agent bertebaran dimana- mana. Beli tas, baju dan segala pernak- pernik disini saja. Padat dan ramai.
Night market |
Aku kalau masih punya kesempatan kembali lagi ke Hanoi, aku masih mau menyesatkan diri dilautan manusia sekitaran Old Quarter. Hoan Kiem Lake dan Old Quarter antara ujung jalan dengan ujung jalan lainnya. Dekat sekali.
Overall, 3 hari di Hanoi, menutup trip aku menjadi berkesan. Udara yang dingin, walaupun dipagi sampai sore hari, ketika matahari menyinari manusia yang ada didalamnya, Hanoi tetap sejuk. Ketika aku kesana, iklim di Hanoi sedang mulai masuk ke musim dingin. Orang- orangnya ramah. Bersyukur, tidak ketemu dengan yang banyak dibicarakan orang, scam.
Dari Laos hingga Hanoi, makanan keseharian sepanjang 1 minggu didominasi oleh noodle soup atau Poh. Biaya hidup yang lebih murah ditambah lagi dengan nilai tukar Rupiah diatas Dong, menjadikan aku sejenak orang berduit, walau membawa uang pas- pasan.
Aman, menurutku aman. Sepanjang hari, aku hanya jalan kaki, menyusuri jalanan hingga larut malam. Benar, tetap harus hati- hati dan waspada. Terlebih saat ingin nyebrang jalan, motor dalam jumlah yang sangat banyak bisa membuatmu merinding melihatnya. Aku yang sudah bisa melihat motor banyak di Jakarta, masih saja takjub.
Karena backpackeran, menjadi fokus utama dalam pengeluaran uang. Total pengeluaran selama 1 minggu trip Laos - Hanoi sebesar Rp 4.000.000,- . Sudah semuanya.
Tiket pesawat PP Jakarta - KL - Viantiane. Kemudian Hanoi - KL - Jakarta = Rp 2.000.000,-
Tiket bus dari Viantiane - Luang Prabang - Hanoi = Rp 880.000,-
Paket daily tour ke Halong Bay ( all in ) = USD 25 / Rp 335.000,-
Sisanya Rp 785.0000 untuk biaya hostel, biaya makan siang dan malam, biaya masuk tempat wisata, biaya beli minum dan souvenir buat diri sendiri, kirim postcard.
Masih banyak tempat wisata lainnya lagi yang bisa kamu kunjungi. Aku skip karena keterbatasan waktu yang aku punya. Aku datangi yang menurutku sesuai hati saja.
With Love,
@ranselahok
---semoga semua mahluk hidup berbahagia---
0 komentar :
Post a Comment