Intinya, banyak hal yang bisa kamu dapatkan kalau kamu mampir ke Malaka. Iya.. banyak, ini serius! Tapi... khusus buat kamu yang memang suka wisata sejarah atau mungkin wisata kuliner. Malaka yang hanya berjarak 2,5 jam dari KLIA itu menyimpan bukti pertukaran budaya, nilai kehidupan, kuliner termasuk segala pertikaian dan peperangan yang terjadi disana yang dirangkum dalam sejarah. Kamu bisa melihat adanya campur tangan Belanda, Portugis, bahkan dari Aceh dan Bugis hingga akhirnya dikuasai oleh Inggris. Malaka yang dulunya adalah pusat perdagangan dunia. Malaka menjadi tempat perhentian para pedagang zaman dulu dari satu benua ke benua lainnya.
Kapal yang serat dengan muatan dari seluruh penjuru dunia datang silih berganti mencari kekayaan dan kesejahteraan hidup. Malaka sendiri memiliki ratusan rempah, sutera dan tembikar yang bernilai tinggi. Sedangkan pedagang dari Arab , China , India saling tawar - menawar dan menjual barang dagangan mereka dengan mendapatkan laba yang berlipat ganda.
Karena itu, Malaka, bolehlah dimasukkan kedalam list, tempat wisata yang wajib kamu kunjungi. Apalagi sejak SD dulu, kita sudah dikenalkan dengan yang namanya Selat Malaka. Untuk bisa sampai ke Malaka, caranya gampang kok. Silakan mampir ke artikel berikut ini : Cara mudah ke Malaka. Kemudian, untuk penginapan, semua level ada kok. Mulai dari eksklusif hingga guesthouse. Aku ? Sudah pastilah, jangan ditanya.. memilih yang paling..... murah.. haha... guesthouse. Selera sih, tapi berikut ini ada sedikit review dari guesthouse yang aku tempati " Jalan- jalan guesthouse murah di Malaka".
Well, kembali lagi ke Malaka. Seperti postinganku sebelumnya, walaupun lumayan suka sejarah, tetap, didalam postingan, aku tidak akan membahas sejarahnya. Sudah banyak review dan ada website resminya tentang sejarah bersangkutan. Aku lebih suka menceritakan tempat wisata yang aku kunjungi yang mungkin bisa bermanfaat buat kamu yang punya rencana kesana.
Stadthyus, bangunan merah atau Red Square |
Tempat yang wajib didatangi..
Red Square menjadi inti dari UNESCO WORLD HERITAGE CITY. Sepanjang jalan, semua bangunan berwarna merah. Inilah alasan kenapa dikasih nama Red Square. Disini, kamu bisa lihat banyak pertokoan. Okey, yang paling diincar traveler di Red Square adalah Stadthuys, seperti sebuah tugu yang dibangun dengan arsitek bergaya Belanda dan terletak berdekatan dengan Christ Church. Karena ini juga, kenapa disebut sebagai Dutch Square, terlebih lagi, adanya kincir angin mini disalah sudut jalan.
Bangunan merah |
Aku sendiri, menikmati setiap inchi dari area Red Square. Berjalan kaki, perlahan dari ujung ke ujung. Capek tapi asik. Oh ya, kamu jangan sampai kelewatan foto dengan latar tulisan UNESCO WORLD HERITAGE- nya. Hahaha... Belum sah loh...
Tergantung kamu, dari Red Square kamu bisa langsung naik sedikit menanjak, mengunjungi The Remains Of St Paul Church. Kalau aku, lebih memilih jalan santai menyusuri sungai yang membelah Malaka. Saat itu, hanya ada aku saja yang memilih jalur itu. Aku menikmati banget. Sampai akhirnya aku menemukan sebuah replika kapal raksasa yang dijadikan musuem, Maritime Musuem. Masuk kedalam harus bayar RM 10. Menyakitkan kantong, hadeh...
Museum Maritime |
Keluar dari museum, tepat di seberang jalan ada sebuah pusat perbelanjaan souvenir. Just info saja, aku tidak masuk. Tidak masuk itinerary-ku. Belok kanan, ikutin peta yang aku ambil sebelumnya di tourist information, depan Stadthuys. Aku jalan tidak sampai 10 menit sudah tiba didepan Taming Sari Tower.
Pusat souvenir |
Taman Bunga Merdeka |
Fortress |
Bekas kuburan |
The Remains of St Paul Church " bangunannya ya, bukan orangnya,hahaa.." |
Dan paling seru dari Malaka adalah night market-nya. Lokasi di Jonker Street atau dikenal juga sebagai Jonker Walk. Sepanjang jalan, dipenuhi manusia, baik sebagai pedagang maupun pengunjung. Yang menjadi poin penting disini, kamu wajib mencoba kulinernya. Pilihan menu yang variatif, dari kwetiau, lobak goreng, es lilin, es kelapa, dimsum, cookies yang langsung buat ditempat, hingga makanan berat.
Jonker Walk |
Jonker walk sendiri buka hampir 24 jam sih. Ya, itukan jalan umum , tempat umum. Hahaha... Keramaian Jonker Walk biasanya mulai jam 9 - 10 pagi, ketika orang- orang mulai bangun mencari sarapan pagi. Dan akan sepi setelah pengunjung telah pulang. Alias, hingga larut malam.
Mengunjungi Malaka, baiknya Jumat dan Sabtu. Begitu kata orang lokal. Ibarat Bandung deh, orang Jakarta ke sana di weekend. Malaka juga sama, orang- orang Malaysia sendiri suka berwisata kuliner ke Malaka diakhir pekan. Weekdays, Malaka sepi. Keramaian di Jonker Walk tidak ada. Sedangkan orang lokal Malaka sendiri, kebanyakan keluar kota untuk menghindari macet, atau berdiam dirumah saja. Sebisa mungkin menghindari area wisata kayak Jonker Walk. Bahkan untuk makan saja, harus ikut antri lama karena banyaknya turis yang datang.
Pusat hiburan di Jonker Walk |
Malaka River |
Alternatif lainnya adalah, kamu bisa menyewa becak untuk keliling kota Malaka. Becaknya menarik banget, unyu- unyu habis. Dipermak sementel mungkin, sesuai dengan tema yang sedang hits. Norak banget tapi lucu, ngemesin. Aku tidak mencobanya. Lagi- lagi harus keluarkan kocek sekitar RM 25, untuk berapa sih kemaren tidak tanya. Karena tidak berniat mencoba, tidak sopan saja kalau cuma nanya doang. Ini tau harga karena ada tulisannya. Paling seru lagi, ketika becaknya mulai digowes, musiknya langsung on. Lagu paling baru, sedang trending, dari lagu barat hingga Melayu ada, sstt...Dangdut Indonesia juga tidak ketinggalan. Lagunya ST 12, Wali , eeh... goyang dumang paling sering aku dengar. Hahahaaaa.. ketawa sendiri... Berasa dikampung halaman sendiri... Banyakan yang bawa anak kecil yang naik sih.
Club musik berjalan |
Ke Malaka, menurutku cukuplah 2 hari 1 malam. Kalau ingin lebih bersantai, bisa sih 3 hari 2 malam seperti aku, santai dan menikmati. Total 4 hari di Malaysia, mulai dari Penang hingga Malaka, aku habis sekitar Rp 700.000,- termasuk makan , minum, ongkos bus dan guesthouse.
With love,
@ranselahok
---semoga semua mahluk hidup berbahagia---
jalan kaki kemana-mana ini yang seru sepertinya. bisa nyantai jalan sambil memperhatikan tempat-tempat yang dilewati :)
ReplyDeleteYa nih mbak.. paling seru ya jalan kaki kemana-mananya...
DeleteJadi belomn sah yaa kalo belom foto-foto di situuu
ReplyDeleteHahahaha... gitu deh...
Delete