Boracay.. iya kalau diminta untuk komentari kata ini, baca Boracay.. Mungkin masih banyak orang yang bingung? Apa itu? Sejenis makananlah.. #Bukan..itu Capcay..
Boracay, wisata pantai yang menjadi destinasi turis dunia ini ada di Philippines. Negara tetangga yang sama- sama menjadi anggota ASEAN. Secara tipikal dan karakter, Pinoy, begitu sebutan untuk orang- orang Philippines banyak kesamaan dengan orang Indonesia. Dari raut muka hingga warna kulit.
Tapi bukan itu intinya. Apa itu Boracay dan bagaimana kesana menjadi konsentrasi utama aku kali ini. #Jiahh.. serius banget. Untuk beberapa postingan sebelumnya, aku sudah ceritakan betapa serunya Boracay. Baca disini ya : Boracay, Balinya Orang Philippines, 5 Tempat Wajib Dikunjungi Di Boracay dan Helmet Diving Di Boracay.
Tidak akan ada penjelasan secara geografi yang lengkap, dimana itu Boracay sebenarnya. Yang jelas, untuk turis Indonesia yang ingin berlibur ke Boracay, harus menumpang pesawat. Jika berani berenang, ya silakan.
Boracay, sebuah pulau kecil yang berada diantara banyaknya pulau yang ada di Philippines. Boracay menawarkan wisata pantai yang artinya berhubungan langsung dengan air. Untuk bisa sampai disana, jika kamu yang tinggal di Jakarta, bisa naik pesawat Cebu Pasifik yang terbang tengah malam jam 00.30 dari Jakarta menuju Manila dan landing jam 5.30 pagi hari. Pilihan lain, bisa transit via Kuala Lumpur atau Singapore. Ada Philippines Airlines yang terbang langsung. Semuanya balik lagi ke kantong masing- masing dan waktu yang ada.
Aku dapat tiket promo USD 1 dari Cebu Pasifik. Jadinya aku landed di Ninoy Aquino International Airport di terminal 3. Waktu transit sekitar 4 jam dan terbang dari terminal yang sama dari Manila di NAIA. Juga menumpang pesawat Cebu Pasifik yang memberi aku diskon. Hanya bayar Rp 500.000 saja sudah bisa landed dengan selamat di Catcilan, Boracay Airport.
Perjalanan sekitar 1 jam dari Manila dengan menggunakan kecil , pesawat baling- baling, yang hanya bisa menampung 76 orang. Terbangnya juga rendah, tapi nyaman. Saat check in, luggage kita akan ditimbang ulang, begitu juga, berat badan kita. Kebetulan giliran kami, tidak ditimbang. Informasinya sih, buat menentukan tempat duduk.
Cuaca yang cerah dan kondisi penerbangan yang aman, membuat hati gembira. Secara, yang takut terbang walaupun suka traveling, tepatnya takut ketinggian. Hehehe... bisa menikmati dari dekat, warna air laut yang membiru, meng-hijau , yang bisa memanjakan mata, sesaat pesawat hendak landing mendekati bandara.
Didalam pesawat, pada saat masih mengudara, pramugari akan menawarkan paket transportasi dari airport menuju ke dermaga kemudian dijemput pakai mobil dan diantar sampai didepan hotel tujuan kamu. Paket lengkap deh. Sediakan kocek 400 Peso ( 1 Peso Rp 315,- ) dan kita dikasih voucher.
Bandara Boracay, kecil banget. Kayak kantor sih. Tidak kumuh, bersih dan nyaman. Buat kamu yang tidak beli paket dari Cebu, silakan antri dibagian informasi untuk mendapatkan tricyle ke Jetty Port. Karena kami sudah punya voucher, tinggal melenggang keluar bandara, langsung ada yang menjemput. Sebentar melalui proses adminitrasi, dikasih stiker kapal dan mobil sebagai penanda. Kami langsung dibawa ke dermaga pakai mobil ber-AC dan menempuh jarak hanya 10 menit saja.
Turun dari mobil, antri masuk ke Port, tidak perlu bersusah payah, petugas lainnya sudah menanti. Kemudian diarahkan untuk tunggu bersama rombongan lainnya. Begitu kapal merapat, penumpang diarahkan untuk naik ke kapal. Kapal yang kami tumpangi bisa menampung ratusan orang.
Menyebrang ke Pulau Boracay membutuhkan waktu 15 menit. Turun dari kapal, sudah ada yang menunggu lagi. Kita langsung diantarkan ke mobil bergabung dengan rombongan lain lagi. Dari dermaga menuju hostel MNL, tempat kami menginap sekitar 1 jam. Setiap penumpang akan diantar sampai didepan hotel tujuannya.
Begitu ceritanya, supaya bisa sampai di Boracay. Ada baiknya, ketika issued tiket, perhatikan waktu. Karena Cebu Pasifik juga dikenal sebagai maskapai yang suka delay juga. Hahahaa.. Perhitungkan jeda waktu 4 jam untuk penerbangan selanjutnya.
Perginya naik ini |
Jika pakai maskapai lain seperti Tigerair.com atau Airasia.com dari Manila saja, kamu harus pindah terminal. Kemudian landingnya di Kalibo Airport, bukan Boracay Airport, yang mana butuh naik mobil 2 jam lagi untuk bisa sampai di Jetty Port.
Bedanya kedua airport. Boracay Airport hanya menampung pesawat yang berbadan kecil. Landasan pacunya juga pendek. Terus harus berdasarkan pantauan cuaca, apakah bisa landing atau tidak? Malam hari, tidak diperkenankan ada pesawat yang landing maupun take off.
Kalibo Airport bisa menampung pesawat seukuran Airasia ( Zestair). Landasan pacu yang cukup panjang dan bisa untuk operasional dimalam hari.
Singkat cerita, 3 hari sukses dilewati dengan penuh kegembiraan. Tiba harinya untuk pulang dan kembali ke kehidupan yang sebenarnya. Dunia mimpi telah berakhir.
Sebagai orang yang suka jalan- jalan, rasa penasaran tentu menjadi ciri khas utama. Rasa ingin tahu, bagaimana model dan bentuk bandara setiap negara, baik besar maupun kecil. Karena itu, dari Boracay menuju Manila, aku memilih jalur panjang. Lewat Kalibo Airport.
Dari depan D`Mall, naik tricylce, 100 peso untuk 4 orang, kami menuju port. Butuh sekitar 45 menit. Didepan loket, ada jasa transportasi dari Jetty port menuju Kalibo Airport. Lupa, naik boatnya berapa per orang. Tapi naik mobil dari Jetty Port ke Kalibo Airport per orang 250 Peso.
Pulangnya naik ini |
Sama, penyebrangan hanya butuh waktu 15 menit. Begitu merapat dan turun dari kapal, jalan kaki keluar. Sudah banyak orang yang menawarkan jasa mobil. Karena sudah punya stiker, kami langsung diantar ke mobil dan ternyata, mobil sudah penuh.
Perjalanan menuju Kalibo memakan waktu 1 jam 45 menit. Lebih cepat yang diperkirakan. Perjalanan darat yang mulus dan lumayan berkelok- kelok ketika masih ada disekitaran gunung. Pemandangannya ya laut dan pepohonan. Tinggal mau lihat sebelah mana saja. Kiri mobil atau kanan mobil. Seperti angkot, penumpang bisa naik turun dibeberapa tempat, seperti pasar ataupun terminal- terminal.
Kalibo Airport lebih besar dibanding Boracay Airport, tapi masih jauh lebih kecil dibanding Polonia Airport, bandara di Medan sebelum pindah ke Kuala Namu International Airport. Trafik pesawat naik turun masih lebih banyak dibanding Boracay Airport.
Ruang check in yang kecil, sistem keamanan yang tidak ketat. Toilet umum saja terletak dilantai 2, yang mana kita bisa bebas melewati pos screening luggage. Sesudah check in, kita bisa masuk ke ruang tunggu. Airport tax 150 Peso per orang.
Ruang tunggu |
Pulangnya, kami pakai Zest Air Asia Philippines. Harga cukup murah, Rp 300.000,-. Harga promo.
With Love,
@ranselahok
---semoga semua mahluk hidup berbahagia---
0 komentar :
Post a Comment