Kesempatan bisa hadir di acara #Blogger Bicara @Blogdetik yang diadakan di Anomali cafe yang membahas tentang Lika-liku Buzzer adalah sesuatu hal positif bagi saya. Kenapa ? Karena sebagai pemula dalam dunia Blogging dan mulai aktif di dunia Twitter, informasi yang saya dapatkan bermanfaat bagiku. Acara yang dipandu Karel Anderson, pada Jumat malam tadi ( 28 Juni 2013 ), ramai dihadiri para Blogger dan pelaku social media lainnya.
Acara Ngopi #Bloggerbicara dibuka dengan penayangan hasil liputan dari pihak DETIK tentang pendapat masyarakat umum tentang apa itu Buzzer? Bagi sebagian orang, sangat terganggu dengan adanya Buzzer, apalagi sekarang ini, banyak artis yang menjadi Buzzer, mempromosikan satu brand tertentu melalui akun twitter mereka. Ada yang menganggap seperti sampah dan tidak penting. Ada juga yang merasa terganggu tapi tidak masalah. Dan sebagainya. Untuk itulah, malam tadi, dikupas tuntas tentang buzzer dan apa itu buzzer sebenarnya. Hadir sebagai narasumber yang ahli dibidangnya @lucywiryono @didut dan @podelz membagi pengalaman dan wawasan tentang Buzzer sesuai dengan kapasitasnya masing- masing.
Buzzer selama ini selalu diidentikkan dengan pelaku social media dalam mempromosikan satu brand tertentu dan dibayar lewat twitter. Kenyatannya tidak begitu, menurut @didut " Siapa saja adalah Buzzer. Siapa saja yang memberi satu informasi melalui twitter , sudah termasuk Buzzer , bukan karena dibayar atau istilah umumnya tweet berbayar"
Sedangkan menurut @lucywiryono, sebagai seorang buzzer , kita harus mempunyai tanggung jawab moral terhadap brand yang meng-endorse kita. Bukan hanya mau uang-nya saja, jangan pelit- pelit deh jadi buzzer. Kita harus paham benar product knowledge tentang brand itu juga. Jika bisa, kita juga harus mencoba sendiri terlebih dahulu. Jadi bukan hanya, ditweet sesuai dengan draft yang dikirimkan si brand.
" Jumlah followers sih penting, tapi yang paling penting adalah bagaimana seorang buzzer bisa mendrive followers-nya untuk membicarakan terus menerus tentang brand itu. Efek after tweetnya yang penting, bukan pada saat tweetnya. " demikian disampaikan @podelz pada kesempatan malam tadi. " Mimpiku sih, ada buzzer yang dibayar sesuai dengan berapa banyak feedback retweetnya, kalau selama ini kan sesuai berapa kali nge-tweet " tambahnya kemudian.
Dan untuk kamu yang ingin menjadi seorang buzzer, inilah tantangan bagi seorang buzzer adalah bagaiamana bisa membungkus informasi tentang brand itu dan sampai kepada orang yang membacanya. Dan informasi yang diberikan haruslah berisi konten yang menarik. Tips tambahan dari @lucywiryono , bagi kamu yang memakai twitter sebagai media yang hanya mempunyai 140 karakter, sebaiknya jangan langsung menceritakan tentang informasi brand. Lebih baik, dimulai dari membahas kegiatan sehari- hari. Setelah mendapat feedback dari pembaca, baru akhirnya dikasih tau beginiloh bagusnya, pakai ini lebih baik, karena keunggulannya.
Waktu juga yang harus mengakhiri acara ini. Intinya, kamu, aku, dia, dan mereka semua adalah buzzer. Kita semua adalah buzzer. Kamu tertarik menjadi seorang buzzer? Kenapa tidak?
With Love,
Husin Peng @im_hp3
---Semoga Semua Mahluk Hidup Berbahagia---
0 komentar :
Post a Comment